Jakarta (pilar.id) – PT. Bank BCA Syariah (BCA Syariah) mencatatkan kinerja positif pada semester I-2022. Penyaluran pembiayaan BCA Syariah semester I-2022 tumbuh 19,6 persen atau sebesar Rp7 trilun.
“Pertumbuhan pembiayaan terjadi di semua segmen baik komersial, konsumer maupun UMKM,” ujar Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum, di Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Portofolio pembiayaan komersial masih mendominasi dengan komposisi 71,7 persen atau sebesar Rp5 triliun. Diikuti oleh portofolio pembiayaan UMKM dengan komposisi 24,2 persen dari total pembiayaan atau sebesar Rp1,7 triliun. Sementara pembiayaan konsumer tumbuh sebesar 109,8 persen atau dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Yuli menyampaikan, kemampuan perusahaan dalam menjaga kualitas aktiva serta menjaga keseimbangan aset dan liabilitas yang optimal tercermin dalam laba perusahaan yang terus tumbuh. Tercatat pada Juni 2022, BCA Syariah membukukan pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar 31,6 persen atau sebesar Rp58,2 miliar, sedangkan laba sesudah pajak tumbuh dengan jumlah presentase yang sama menjadi Rp45,4 miliar.
Adapun portofolio pembiayaan pada Kegiatan Usaha Bekelanjutan (KUB) yang disalurkan kepada 6 sektor KUB tumbuh hingga mencapai Rp2,3 triliun atau sebesar 33,0 persen dari total pembiayaan BCA Syariah. Yuli mengatakan, pertumbuhan portofolio pembiayaan hijau akan terus ditingkatkan sehingga mampu menjangkau kegiatan usaha berkelanjutan lainnya.
“Untuk itu, BCA Syariah akan fokus dalam menyempurnakan sustainable policy yang dimiliki serta terus melakukan pengembangan kapasitas internal,” kata Yuli.
Sementara itu, Direktur BCA Syariah Pranata mengaku optimistis, BCA Syariah masih dapat melakukan ekspansi bisnis karena didukung dengan rasio kecukupan modal di level 38,9 persen dan likuiditas yang memadai dengan tingkat FDR di 88,7 persen. Selain itu, kemampuan bank untuk menghimpun dana dapat dilihat pada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat 16,3 persen menjadi Rp7,9 triliun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp6,8 triliun.
Pertumbuhan DPK ditopang oleh perolehan dana pada produk tabungan yang tumbuh 32,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara giro tumbuh 16,0 persen. Pertumbuhan tabungan mendorong meningkatnya perolehan CASA sehingga mencapai 38,4 persen dari total DPK.
“Pertumbuhan CASA BCA Syariah turut diikuti dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi,” kata dia.
Ditambahkan Pranata, volume transaksi digital BCA Syariah terbanyak adalah melalui mobile banking dengan jumlah pengguna yang tumbuh signifikan sebesar 46 persen secara tahunan dan frekuensi transaksi mencapai 2,6 juta transaksi per semester I-2022. Frekuensi transaksi ini mencapai 56 persen dari total transaksi nasabah yang dilakukan melalui BCA Syariah. (ach/hdl)