Jakarta (pilar.id) – Tahun 2008 lalu, Melissa Lucio dikenai putusan hukuman mati oleh Pengadilan Negara bagian Texas. Ia diduga telah melakukan penganiayaan anak dan membunuh anaknya sendiri, Mariah pada tahun 2007.
Tuduhan yang secara konsisten ia bantah dan menyatakan diri tidak bersalah. Tahun ini, Lucio harusnya akan menjalani eksekusi hukuman mati melalui suntikan obat. Ia sudah berada diambang menjadi perempuan Hispanik pertama yang pernah dihukum mati di texas.
Namun, pada Senin (25/4/2022) Pengadilan Banding Texas memerintahkan penangguhan eksekusi tersebut. Keputusan ini diambil menyusul adanya bukti baru yang membaut vonis tersebut diragukan.
Pengadilan Banding Pidana itu memberikan dua hari penangguhan sebelum jadwal eksekusi dengan suntikan maut kepada Melissa Lucio. Mereka juga memerintahkan pengadilan daerah yang lebih rendah untuk mempertimbangkan kembali bukti baru itu.
Menurut pengacara Lucio, temuan baru fakta itu membuktikan bahwa putri Lucio yang berusia dua tahun, Mariah, meninggal pada 2007 setelah jatuh secara tidak sengaja, bukan karena penganiayaan anak.
Belum jelas kapan pengadilan akan mempertimbangkan bukti baru itu dan juga melihat apakah jaksa menahan bukti dari pembelaan Lucio.
“Saya bersyukur pengadilan telah memberi saya kesempatan untuk hidup dan membuktikan bahwa saya tidak bersalah,” kata Lucio dalam sebuah pernyataan yang diberikan oleh Innocence Project.
“Mariah ada di hatiku hari ini dan selalu.”
Upaya Lucio untuk memperoleh penangguhan eksekusi tetap mendapat dukungan dari pesohor dan dari gabungan dua kubu parpol yang mencapai lebih dari setengah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Texas yang telah meminta agar Lucio mendapatkan keadilan baru.
Para pengacara Lucio mengatakan bahwa vonis pada 2008 itu terjadi karena apa yang mereka sebut pengakuan paksa dan palsu yang diberikan Lucio tentang tindakan memukul dan menggigit Mariah.
Pengakuan itu datang setelah berjam-jam diinterogasi.
Lucio telah menelepon 911 untuk melaporkan bahwa putrinya tidak merespons setelah dia tidur siang di apartemennya di Harlingen, Texas.
Para pengacara Lucio memiliki bukti baru dari ahli forensik yang berpendapat bahwa anak itu meninggal karena trauma benda tumpul di kepalanya yang konsisten dengan luka yang bisa dideritanya saat jatuh dari tangga dua hari sebelum kematiannya saat keluarga itu sedang pindah.
Bukti itu adalah kecelakaan yang diceritakan Lucio dan anggota keluarganya kepada penyelidik sejak awal kasusnya. Tapi juri tidak pernah mendengar tentang kecelakaan itu.
Pengadilan banding pidana Texas menulis dalam perintahnya bahwa pengadilan yang lebih rendah harus memeriksa klaim pembelaan atas penggunaan kesaksian palsu oleh jaksa, bukti ilmiah baru dan tuduhan bahwa negara “menyembunyikan bukti material yang menguntungkan.” (fat)