Surabaya (www.pilar.id) – Siapa yang menyangka di usia 14 tahun, remaja asal Surabaya ini berhasil menciptakan brand kosmetik sendiri, yang terbuat dari daun Katuk. Perempuan itu bernama Sheyreen Callista yang juga sebagai Putri Lingkungan Hidup tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) se Surabaya.
Dirinya menjelaskan, ide pembuatan brand kecantikan yang dinamakan Katuk Glow Skin ini, melihat dari trend sekarang, dimana anak-anak muda kini sering memakai produk-produk skincare, baik perempuan atau laki-laki
“Sebelumnya aku sudah pernah buat produk makanan dan minuman dari daun Katuk, karena jamannya skincare, ya aku kembangin daun katuk jadi produk lain” ujar perempuan yang sebelumnya sudah pernah menjadi Putri Lingkungan Hidup Tingkat Sekolah Dasar di tahun 2019 itu.
Produk-produk skincare yang dibuat, diantaranya masker bubuk wajah, body scrub, body wash dan hand sanitizer. Meski baru launching di September 2021, berdasar cerita Sheyreen, produknya sudah dalam tahap uji ke Badan Pengawas Obat dan Minuman (BPOM), serta masih dalam pengurusan Dinas Perdagangan
“Sejak aku jadi Putri Lingkungan Hidup di tahun ini, pak Walikota Surabaya mengumpulkan produk-produk sabun dari UMKM, termasuk punyaku dan bakal diarahin ke BPOM, Dinas Perdagangan dan Dinas Lingkungan Hidup,” ujar siswi SMPN 1 Surabaya ini.
Namun untuk daun katuknya, Sheyreen menjelaskan jika sudah pernah di uji lab di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya. Hasilnya, daun katuk memiliki banyak khasiat, seperti bisa mencegah kolesterol, meningkatkan imunitas tubuh, bisa mencerahkan wajah dan membersihkan kotoran dan kuman yang mencegah timbulnya jerawat di wajah.
Dalam pembuatannya, Sheyreen mencontohkan satu produknya yaitu Body Wash. Langkah pertama daun katuk dikeringkan, setelah itu di tumbuk, sebagai campuran sabunnya pakai soapbase, didihkan air 250 ml air, masukan soap base pada air mendidih, aduk sampai teksturnya mengental, ditambahkan 5 gram gliserin kedalam sabun, tambahkan tetesan esensial oil, supaya aromanya lebih wangi. Meski daun katuk sebenarnya sudah memiliki aroma wangi.
Adanya inovasi baru ini, Sheyreen berharap agar masyarakat lebih mengenal manfaat dan kegunaan dari tumbuhan dedaunan ini “Semoga masyarakat lebih mengenal tanaman katuk dan tertarik buat menanam dan membudidayakannya, yang akhirnya bisa dikenal sampai internasional,” harap Sheyreen. (jel)