Jakarta (pilar.id) – Survei terbaru dari lembaga Indometer mengungkapkan bahwa elektabilitas pasangan calon presiden nomor 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tetap stabil dan bahkan mengalami kenaikan menjadi 50,8 persen. Temuan ini menunjukkan bahwa pasangan ini memiliki dukungan yang solid menjelang dua pekan kampanye.
Direktur Eksekutif Indometer, Leonard SB, mengungkapkan hasil survei ini dalam keterangan tertulis kepada pers di Jakarta pada Sabtu (16/12/2023).
Menurut Leonard, elektabilitas Prabowo-Gibran telah mencapai tingkat stabilitas di atas 50 persen, dan ini menandakan kemungkinan Pilpres 2024 berlangsung hanya dalam satu putaran.
Angka ini menunjukkan kenaikan tipis dari survei bulan November 2023 yang mencatatkan elektabilitas sebesar 50,1 persen, setelah sebelumnya berada di angka 45,3 persen pada Oktober. Leonard menekankan bahwa kecuali ada perubahan yang signifikan, Pilpres 2024 kemungkinan besar akan berlangsung dalam satu putaran saja.
Sementara itu, pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mengalami penurunan elektabilitas dari 32,8 persen pada Oktober menjadi 21,2 persen pada survei terbaru. Di sisi lain, pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mengalami peningkatan elektabilitas dari 15,6 persen (Oktober) menjadi 22,0 persen.
Leonard menjelaskan bahwa Anies-Cak Imin, yang sebelumnya dianggap sebagai juru kunci, kini berpotensi menjadi runner-up dalam Pilpres 2024. “Selama ini Anies selalu menempati posisi juru kunci dalam pertarungan segitiga menghadapi Prabowo dan Ganjar, tetapi dalam perkembangan terbaru pasangan yang mengusung jargon perubahan itu berpotensi menjadi runner-up dalam Pilpres 2024,” jelas Leonard.
Menurut Leonard, penurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dapat dijelaskan oleh sulitnya pasangan tersebut menawarkan gagasan di tengah persaingan antara visi keberlanjutan dari kubu Prabowo-Gibran dan wacana perubahan yang digaungkan Anies-Cak Imin.
“Situasi terbaru, di mana Anies-Cak Imin berpotensi menggeser Ganjar-Mahfud ke peringkat ketiga, perlu menjadi bahan evaluasi dalam strategi kampanye yang tersisa kurang dari dua bulan ke depan,” tambah Leonard.
Leonard juga mencatat bahwa strategi menyerang kubu Jokowi dan Prabowo-Gibran yang dilakukan kubu Ganjar dan PDIP tidak berhasil meningkatkan elektabilitas, bahkan membuat Ganjar-Mahfud semakin terpuruk. “Anies-Cak Imin kini menjadi ancaman terbesar bagi kubu Ganjar-Mahfud dan koalisi PDIP,” ujar Leonard.
Survei ini juga mengungkap bahwa hampir tidak terjadi migrasi pemilih dari kubu Prabowo, dan yang terjadi justru sebagian pemilih Ganjar beralih ke Anies. Dari total responden, sekitar 6,0 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab. (hdl)