Jakarta (pilar.id) – Survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting menemukan bahwa partai yang akan sukses menarik dukungan pemilih adalah partai yang memiliki calon presiden yang diinginkan oleh rakyat.
Temuan ini terdapat dalam survei bertajuk ‘Prospek Partai Politik dan Calon Presiden : Kecenderungan Perilaku Politik Pemilih Nasional’ yang dirilis secara online di Jakarta, Selasa (28/12/2021).
Survei SMRC ini dilakukan pada 8-16 Desember 2021 melalui tatap muka atau wawancara langsung. Jumlah sample awal 2420 yang dipilih secara acak (multistage random sampling) dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah.
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 2062 atau 85%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 2,2 % pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Direktur eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, dalam presentasi hasil surveinya menjelaskan bahwa untuk mengetahui seberapa penting calon presiden terhadap dukungan pada partai, maka dilakukan survei dengan metode eksperimental. Metode survei eksperimen adalah satu cara untuk menguji hubungan kausal antara variabel independen dan dependen dalam survei opini publik.
“Dalam survei eksperimen, sebab ditetapkan lewat suatu desain eksperimen dengan memberikan treatment secara acak kepada responden kemudian melihat pengaruhnya pada akibat,” jelas Abbas.
Dalam survei eksperimen ini, responden dibagi dalam tiga kelompok dengan pertanyaan berbeda. Pada kelompok kontrol, ditanya bila pemilihan anggota DPR dilakukan sekarang apakah akan memilih partai tertentu? Hasilnya, ada 57 persen yang akan ikut memilih, sementara 26 persen tidak akan ikut memilih.
Pada kelompok treatment 1, ditanya bila partai yang ingin pemilih pilih tidak mencalonkan orang yang diinginkan menjadi calon presiden, apakah pemilih tersebut akan memilih calon partai atau anggota DPR dari partai tersebut?
Hasilnya bila pemilihan anggota DPR RI dilakukan sekarang, ada 40 persen yang akan memilih partai yang tidak mencalonkan calon presiden pilihan, sementara 39 persen tidak akan memilih partai tersebut.
Sementara untuk treatment 2, ditanyakan bila partai yang ingin pemilih pilih mencalonkan orang yang pemilih inginkan menjadi calon presiden apakah pemilih itu akan memilih partai atau calon anggota DPR dari partai tersebut? Sebanyak 56 persen yang akan memilih partai yang mencalonkan calon presiden pilihan, sementara 24 persen tidak akan memilih partai tersebut.
Abbas menjelaskan bahwa capres memiliki pengaruh yang signifikan terhadap elektabilitas partai. Elektabilitas partai menurun signifikan jika partai tersebut tidak mengusung capres yang diinginkan pemilih. (ade)