Magetan (pilar.id) – Perajin kulit Jalan Sawo, Magetan, Jawa Timur boleh bernafas lega. Karena masa paceklik gara-gara Pandemi Covid-19 mulai mereda. Izin mudik yang berlaku tahun ini, membuat Jalan Sawo kembali diwarnai banyaknya pengunjung.
Meski belum seoptimis penjualan tahun 2019, pedagang di tempat ini rata-rata yakin jika 2022 jadi penanda kebangkitan Jalan Sawo. Seperti ditulis beritajatim.com, jika di tahun 2019, penjualan di sebuah toko bisa sampai 3.000 pasang lebih. Tapi libur lebaran tahun ini kemungkinan hanya 1.000 pasang.
Tapi jika dibanding tahun 2020 dan 2021, sudah ada peningkatan. “Kenaikan di tahun ini juga berkat dilonggarkannya mudik lebaran tahun ini. Tapi kan kami akan lihat dulu untuk bagaimana saat ini kondisi keuangan para pemudik. Pulang bawa duit gak untuk beli souvenir, sehingga kami tidak menambah jumlah stok lebih dari 1.000 pasang. Masih wait and see,’’ kata Budi Ridarwan Eko Patrianto, pengurus Paguyuban Pengrajin Kulit Magetan.
Apapun, dari pantauan pilar.id, kawasan ini kembali hidup. Sejumlah pengunjung berdatangan, lalu berbelanja sepatu atau sandal sebagai souvenir dari Magetan.
Suplai Bahan Kulit yang Stabil
Jalan Sawo adalah sentra produksi sekaligus penjualan alas kaki berbahan kulit. Terletak di Kelurahan Selosari, Kecamatan Magetan, kawasan ini terus berkembang dari waktu ke waktu sebagai salah satu industri unggulan Kabupaten Magetan.
Cerita yang berkembang di tempat ini, sentra sandal dan sepatu kulit Jalan Sawo tumbuh pada tahun 1990. Saat itu hanya ada 13 rumah industri kulit. Setahun kemudian, Jalan Sawo tumbuh menjadi kampung kerajinan kulit yang memiliki 9 usaha kecil menengah dan 45 tenaga kerja.
Tahun 1994, berdiri 13 toko di Jalan Sawo. Masing-masing menjajakan produk kulit dengan beraneka ragam desain dan bentuk. Hingga tahun 2002, terdapat 14 UKM produk kulit dengan jumlah tenaga kerja mencapai 157 orang. Tiap unit usaha sudah memperoleh ijin usaha dari pemerintah Kabupaten Magetan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan saat itu.
Tumbuhnya industri di Jalan Sawo tak lepas dari suplai bahan yang relatif stabil. Karena tak jauh dari tempat ini, sejak 1960-an, berdiri Lingkungan Industri Kulit yang bergerak di bidang penyayatan kulit hewan atau kulit mentah yang dijadikan bahan baku untuk kerajinan olahan kulit. (hdl)