Bandung (pilar.id) – Hadir dalam gelaran Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Indonesia Digital Conference 2023 hari ke-2, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, menyinggung pencalonannya dalam Pemilu 2024 mendatang.
Kang Emil, sebuatan akrabnya, menyatakan bahwa jika partai menugaskan, ia siap untuk berkompetisi. Terkait pertanyaan tentang apakah ia akan mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta atau tetap menjadi Gubernur Jawa Barat, Kang Emil menyatakan bahwa saat ini ia belum dapat memberikan jawaban pasti.
“Sesuai hasil survei, saya masih mendapat dukungan sebanyak 70 persen dari masyarakat Jawa Barat, dan saya memiliki peluang untuk satu periode lagi di Jawa Barat. Namun, jika hasil survei untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta juga bagus, itu akan menjadi berkah. Saya punya opsi, tetapi untuk saat ini, saya tidak bisa memberikan jawaban yang pasti. Pada akhirnya, takdir tidak selalu bisa diukur secara matematis,” ungkapnya.
Sebelumnya, ia juga mendapat pertanyaan khusus dari Ketua Umum Asosiasi Media Siber (AMSI), Wenseslaus Manggut. Dalam sesi tersebut, Wenseslaus Manggut, yang akrab disapa Kak Wens, bertanya kepada Ridwan Kamil mengenai nasihatnya untuk pemilih muda dalam Pemilihan Umum (Pemilu) mendatang.
Ridwan Kamil, atau yang akrab disapa Kang Emil, menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan gambaran tentang tugas dua jenis asisten yang dimilikinya sebagai seorang pemimpin.
Pertama, asisten untuk urusan protokoler dan administrasi, dan kedua, asisten khusus konten. Ia juga mengungkapkan bahwa ada dua orang asisten khusus konten yang membantu dalam pekerjaannya. “Dengan demikian, jika ada 500 pemimpin, akan ada 1000 lapangan pekerjaan pencipta konten,” ujar Kang Emil.
Kang Emil menegaskan bahwa generasi pemilih muda saat ini adalah digital native, artinya mereka telah terbiasa dengan dunia digital sejak lahir. Dalam konteks ini, ia mendorong para pemilih muda untuk tetap menguasai dunia digital, mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan agar tidak terjerumus ke sisi gelap digital, dan terus mengembangkan keterampilan dalam dunia digital.
“Intinya adalah beradaptasi, terus belajar, tetapi tetap memilih jalur yang positif,” tegas Kang Emil.
Menurut Kang Emil, pada Pemilu yang akan datang, diperkirakan akan ada 10 persen pemilih muda yang peduli dengan isu-isu pemilihan. Ia berharap agar pemilih muda lainnya tidak apatis terhadap Pemilu. Menurutnya, tokoh-tokoh yang berkompetisi baik di tingkat nasional maupun daerah haruslah dipahami sebagai individu yang memiliki kompetensi dan mengambil keputusan yang akan mempengaruhi kehidupan para pemilih muda, terutama dalam sektor pendidikan dan kesehatan.
Kang Emil menekankan bahwa pemilih muda biasanya mencari rekam jejak dan kinerja calon melalui pencarian di internet sebelum memutuskan pilihannya.
Ia mengajak pemilih muda untuk berpartisipasi dalam Pemilu dan memberikan suara sesuai pilihan hati. Ia mengingatkan bahwa demokrasi masih membutuhkan perkembangan, dan setiap individu memiliki peran dalam menentukan masa depan Indonesia. (hdl)