Yogyakarta (pilar.id) – Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengukuhan 35 pengurus Forum Komunikasi Kampung Siaga Bencana (FK KSB) Kabupaten Sleman periode 2022- 2025, di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman pada Senin (5/9/2022).
FK KSB adalah wadah kelembagaan penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dijadikan tempat untuk program penanggulangan bencana.
FK KSB Kabupaten Sleman bertujuan sesuai Peraturan Menteri Sosial RI No. 128 tahun 2011 tentang Kampung Siaga Bencana sebagai wadah untuk memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan risiko bencana, membentuk jejaring siaga bencana berbasis masyarakat dan memperkuat interaksi sosial anggota masyarakat, mengorganisasi masyarakat terlatih siaga bencana, serta menjamin terlaksananya kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat yang berkesinambungan, serta mengoptimalkan potensi sumber daya untuk penanggulangan bencana.
Pengangkatan pengurus FK KSB yang terdiri dari 18 KSB yang sudah terbentuk di Kabupaten Sleman ini dilakukan oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo yang dibuka pembacaan naskah pengukuhan dan dilanjutkan penyematan pin KSB.
Kustini mengatakan dengan adanya FK KSB dapat menjadi wadah untuk saling bertukar informasi, pengalaman, serta koordinasi kegiatan mitigasi dan kebencanaan antar anggota KSB se-Kabupaten Sleman.
“FK KSB ini harapannya bisa menjadi tempat untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana dengan menyelenggarakan kegiatan penanggulangan bencana atau antisipasi di lingkungan setempat, serta bisa memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan risiko bencana,” Ungkap Kustini, Senin (5/9/2022).
Sementara itu, Sub Koordinator seksi Bantuan Sosial dan Penangganan Fakir Miskin Dinas Sosial Kabupaten Sleman, Reni Prasetyaningrum menuturkan adanya FK KSB yang diinisiasi oleh Kemensos ini memiliki keunggulan dengan adanya lumbung bencana yakni gardu sosial dan lumbung sosial menjadi salah satu kesiapan logistik lokal.
“Gardu sosial adalah satu gedung satu bangunan dimana tempat untuk terbentuknya data-data mitigasi bencana secara tidak langsung, misalnya, data jumlah penduduk di wilayah tertentu. Kemudian peta kerawanan bencananya. Lalu lumbung sosial itu bangunan yang disitu ada tempat penyimpanan logistik pada saat nanti persediaan jika sewaktu-waktu terjadi bencana, KSB ada buffer stock yang dapat disalurkan kepada warga” kata Reni, senin (5/9/2022). (riz/hdl)