Surabaya (pilar.id) – BPBD Surabaya terus memperkuat pengetahuan dan ketangguhan masyarakat melalui simulasi kebencanaan guna melatih kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Hal ini dilakukan terutama setelah Kota Surabaya mengalami gempa sebanyak 3 kali pada Jumat (22/3/2024).
Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, mengungkapkan bahwa BPBD Surabaya rutin menggelar simulasi bencana di berbagai lingkungan, termasuk di lingkungan pendidikan, kesehatan, perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen, rusun, dan masyarakat di perkampungan.
“BPBD mengedukasi siswa PAUD, SD, dan SMP, serta melatih kesiapsiagaan di puskesmas, rumah sakit, mal, apartemen, hingga rusun. Kami juga berkoordinasi dengan BMKG untuk peringatan dini,” kata Hebi.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Surabaya, Yanu Mardianto, menjelaskan bahwa Surabaya telah membentuk Kelurahan Tangguh Bencana sebagai upaya mengantisipasi dan menanggulangi bencana.
“Kita sudah melakukan sosialisasi dan simulasi di 153 kelurahan terkait Kelurahan Tangguh Bencana. Artinya dalam setiap kelurahan sudah ada yang kita latih terkait edukasi kebencanaan, khususnya gempa bumi,” ujar Yanu.
BPBD Surabaya juga melatih warga di tiap kelurahan sebagai pionir yang dapat menyampaikan ilmu tanggap darurat kebencanaan kepada warga lainnya.
“Mereka menjadi pionir untuk memahami kejadian kebencanaan. Artinya ilmu itu bisa disampaikan kepada warga yang lain,” terangnya.
Yanu juga mengimbau warga untuk memperhatikan struktur bangunan rumahnya, terutama bangunan yang sudah tua, dan berpikir untuk melakukan pembenahan atau renovasi agar tidak terdampak saat terjadi gempa.
“Mereka harus menilai konstruksi bangunannya, apalagi bangunan yang sudah tua, harus berpikir untuk merenovasi atau merehabilitasi bangunan itu sehingga jika ada kejadian gempa tidak terdampak,” pungkasnya. (usm/ted)