Surabaya (www.pilar.id) – Dunia seni terus mengikuti perkembangan zaman. Hal itulah yang dilakukan oleh 20 seniman yang berasal dari 8 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, China, Irlandia, Jerman, Ukrania dan Australia.
Ikut bergabung pada event pameran Visuarekan yang diselenggarakan pada Sabtu (20/11/2021) bertempat di Nolkecil Creative Space dan secara hybrid dengan mengakses serbukayu.org
Visuarekan berasal dari dua singkatan Visual dan arekan yang berarti visual yang dieksplorasi oleh orang atau seniman Jawa Timur dengan budaya arekan (Surabaya dan sekitarnya) dan merupakan pameran tahunan seni media baru berskala Internasional yang diiniasiasi oleh seniman Jawa Timur, Sito Fossy Biosa secara konsisten.
Visuarekan ketiga ini mengusung tajuk Peta Logika yang hadir sebagai forum bagi para seniman muda untuk merekonstruksi pandangannya terhadap zaman industri 4.0 dan 5.0 dengan membaca arah media baru kedepannya. Serta bagaimana seniman bisa mengelaborasikan diri dengan era keterbukaan informasi yang memiliki bentuk logikanya sendiri dibanding era sebelumnya.
Salah satu karya yang terpajang cukup unik pada event ini ialah, pemajangan sepeda onthel tua yang memiliki 2 pengeras suara atau TOA dan 2 megaphone, yang diisi suara sebuah pengumuman. Karya ini dibuat oleh Moch. Krismon Ariwijaya.
Ia mengatakan jika, penggambaran sepeda onthel tua dengan alat pengeras suara ini, merupakan bentuk penggunaan media saat ini yang sangat membantu ketika digunakan secara bijaksana sebagai alat komunikasi
“Juga bisa digunakan untuk mengkondisikan rakyat secara luas, seperti tergambarkan dengan TOA dan megaphone pada belakang sepeda,” ucap Krismon yang menamai karyanya Public Voice
Adanya acara ini, Sito Fossy Biosa selaku Director dalam Visuarekan Ketiga ini, bahwa pameran dan festival internasional seni media baru ini, dapat menjadikan Surabaya dan sekitarnya sebagai medan perang seni baru di Indonesia setelah Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. (jel)