Surabaya (pilar.id) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, meresmikan 17 Kampung Madani, termasuk 2 di antaranya yang menjadi Kampung Pancasila di Jalan Gayungan VI, Kecamatan Gayungan, Surabaya pada Selasa (28/11/2029). Acara peresmian tersebut ditandai dengan pemukulan kentongan besar oleh Wali Kota Eri bersama semua stakeholder yang hadir.
Wali Kota Eri menyatakan apresiasinya terhadap Yayasan Upaya Indonesia (UID) yang menggelar kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya nilai-nilai gotong royong, saling tolong menolong, dan menghormati sesama, yang juga merupakan ajaran dalam agama dan kehidupan masyarakat.
“Dari situlah kita membangun kekuatan Kampung Madani ini, kampung peradaban. Madani artinya peradaban. Peradaban dalam menjalani dan membangun hidupnya, dalam artian lainnya adalah kemandirian di bidang ekonomi, sosial, dan semua bidang dalam kehidupan masyarakat,” kata Wali Kota Eri.
Menurutnya, terdapat empat kuadran yang menjadi pedoman penerapan Kampung Madani dan Kampung Pancasila di Kota Surabaya. Kuadran pertama adalah kampung yang mampu menggerakkan potensi warganya untuk menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi. Kuadran kedua adalah kampung yang berhasil menyelesaikan semua permasalahan di wilayahnya. Kuadran ketiga adalah kampung yang mampu membantu kampung lain di wilayah kelurahan, dan kuadran keempat adalah kampung yang bisa membantu warga di kelurahan lainnya.
“Kampung Pancasila adalah kampung yang bisa membantu kelurahan lainnya karena di RW nya sendiri sudah selesai dan dia sudah bisa membantu RW lainnya dan bahkan bisa membantu kelurahan lainnya,” tambahnya.
Wali Kota Eri juga mengajak warga untuk hidup penuh kasih sayang dan saling menghormati di Kampung Madani. Ia meminta dipanggil Cak Eri atau Mas Eri ketika berkunjung ke kampung tersebut.
Selain itu, ia menegaskan bahwa setelah 17 kampung ini berjalan, mereka akan menjadi mentor bagi kampung-kampung lainnya di Surabaya. Targetnya, pada tahun 2025 akhir atau awal tahun 2026, seluruh kampung di Surabaya sudah menjadi Kampung Madani beserta Kampung Pancasila.
“Insyaallah dengan kekuatan Kampung Madaninya, di tahun 2026 tidak ada lagi warga yang ber-KTP Surabaya menerima bantuan dari tempat lainnya, selain bantuan dari warga Surabaya sendiri,” katanya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya, Eddy Christijanto, menginformasikan bahwa dari hasil verifikasi bersama Bagian Pemerintahan dan seluruh camat di Kota Surabaya, setelah 17 Kampung Madani ini, akan menyusul sebanyak 407 kampung.
Dari jumlah tersebut, 118 kampung sudah mencapai zero stunting, zero pengangguran, dan zero gizi buruk. Tahapan pembentukan Kampung Madani melibatkan koordinasi dengan perguruan tinggi dan perbankan. (rio/hdl)