Jakarta (pilar.id) – Pembahasan mengenai upaya rekonsiliasi menjadi salah satu fokus bahasan ketika Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin menerima kunjungan dari perwakilan gereja se-Tanah Papua.
Mereka yang tergabung dalam Persekutuan Gereja-Gereja Papua dan Papua Barat (PGGP) berkunjung ke Jakarta untuk melakukan audiensi dengan Wakil Presiden, Ma’ruf Amin pada Rabu (20/4/2022).
PGGP merupakan lembaga bersama (oikumenis) serta forum dialog bagi gereja-gereja di Papua. Forum ini menjadi representasi dari 58 denomisasi gereja yang ada di Papua dan 48 denomisasi di Papua Barat. Mereka, berasal dari 5 aras atau rumpun gereja besar di Tanah Papua.
“Peran gereja penting untuk pembangunan berkelanjutan di Papua serta membangun kedamaian dan kesejahteraan,” ujar Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Ia menyampaikan dalam pertemuan tersebut turut terbangun dialog dalam rangka membangun rekonsiliasi, dan menghilangkan konflik di Tanah Papua.
“Kita sepakat bagaimana mencari solusi, bahwa kita tidak boleh lagi mewariskan konflik. Yang kita wariskan harus pembangunan berkelanjutan. Pemerintah dan gereja akan mengusahakan mencari solusi, ini yang penting,” ujar dia.
Selain itu, tujuan dari para perwakilan ini datang audiensi dengan Pemerintah adalah untuk menyampaikan dokumen rekomendasi hasil Konferensi Pimpinan-Pimpinan Gereja di Tanah Papua.
Konferensi ini telah berlangsung di Jayapura pada 15 sampai 17 Februari 2022 lalu. Kegiatan ini juga sebagai bagian dari peringatan Hari Pekabaran Injil (HPI) ke-167 Tahun di Tanah Papua.
Rekomendasi yang dihasilkan dalam HPI kali ini turut dibawa PGGP dan PGGP Papua Barat kepada dia sebagai koordinator Program Percepatan Pembangunan Papua, agar berbagai aspirasi gereja-gereja di Papua dapat didengar langsung dan ditindaklanjuti pemerintah pusat.
“Perwakilan gereja-gereja datang menyampaikan usulan konstruktif,” ujar Ma’ruf Amin seusai pertemuan.
Menurut dia, keberadaan persekutuan gereja di Papua maupun Papua Barat, memudahkan pemerintah dalam berkolaborasi dengan gereja-gereja di Tanah Papua.
“Peran gereja penting untuk pembangunan berkelanjutan di Papua serta membangun kedamaian dan kesejahteraan,” ujar dia.
Komunikasi antara sesama pemuka agama ini menjadi bagian dari langkah pemerintah pusat untuk mengedepankan pendekatan sosio-kultural dan religius dalam penanganan isu Papua, terutama dengan tokoh-tokoh gereja sebagai salah satu stakeholder utama sepanjang sejarah pembangunan Papua. (fat)