Yogyakarta (pilar.id) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta mencatat setidaknya pada bulan Agustus hingga 20 September 2022, terdapat kejadian atau bencana angin kencang sebanyak 19 titik yang tersebar di wilayah Provinsi DIY.
Selain itu juga 13 kebakaran pemukiman yang kebanyakan disebabkan oleh korsleting listrik yang tersebar di empat Kabupaten di DIY dengan terbanyak di Kabupaten Sleman.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto mengatakan, korsleting listrik tersebut, diakibatkan banyaknya masyarakat setelah membangun rumah lupa untuk mengecek instalasi listrik hingga bertahun-tahun, padahal instalasi listrik punya batas waktu untuk kemungkinan ada yang perlu diganti.
Sementara bencana angin kencang menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), iklim atau cuaca saat ini masih kemarau namun kemarau basah dan terjadi hujan yang cukup lebat.
“Beberapa kali beberapa waktu hujan lebat disertai dengan angin kencang yang mengakibatkan banyak pohon yang tumbang,” kata Lilik, Rabu (21/9/2022).
Perkiraan BMKG, pada dasarian yang ke II di bulan Oktober nanti sudah mulai masuk musim hujan, berdasarkan pengalaman sebelumnya, saat masuk musim pancaroba atau peralihan dari kemarau ke hujan atau hujan ke kemarau ini banyak hujan lebat disertai angin yang mengakibatkan Pohon tumbang.
Dengan adanya kejadian tersebut, Lilik menambahkan, terutama pohon-pohon yang ada dekat rumah, dekat fasilitas umum perlu untuk diperhatikan.
“Untuk menjadi himbauan, kalau pohonnya kira-kira terlalu rimbun dikurangi, tidak harus ditebang tapi dikurangi, lalu kalau sudah lapuk atau terlalu tinggi perlu dipangkas ataupun dikurangi,” tambahnya.
Kemudian, lanjut dia, beberapa kali terdapat baliho yang roboh. “Bagi teman-teman yang mempunyai usaha baliho, yang memasang ini juga dicek kembali kekuatan baliho tersebut apabila kena angin kira-kira kuat tidak, sehingga apabila terjadi angin kencang ini tidak menimbulkan korban,” ingatnya. (riz/hdl)