Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Resepsi Akbar Isbat Nikah Massal di Balai Kota Surabaya, Selasa (2/7/2024). Dengan tema Pesta Kebun atau Garden Party, acara ini merayakan pernikahan 330 pasangan pengantin dari Kota Pahlawan.
Para pengantin, yang terdiri dari berbagai usia dan latar belakang, sebelumnya mengikuti prosesi sidang isbat nikah di Gedung Siola Lantai 4 pada pagi hari. Setelah itu, mereka berganti baju adat dan dirias oleh Make Up Artis (MUA).
Ratusan pasangan pengantin kemudian dikirab dari Balai Pemuda menuju panggung utama di Balai Kota, yang didesain menyerupai pelaminan dengan dekorasi bunga-bunga. Setibanya di Balai Kota, para pengantin disambut langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Resepsi Akbar Isbat Nikah Massal merupakan bagian dari program Layanan Online Terpadu One Gate System (Lontong Kupang 2024) oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya. Sejak dimulai pada 2021, program ini telah meresmikan pernikahan 887 pasangan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan bahwa tujuan Isbat Nikah Massal ini adalah untuk menertibkan administrasi pernikahan warga. Menurutnya, menikah secara agama atau nikah siri dapat merugikan pihak wanita dan anak yang dilahirkan.
“Kita ingin memberi pelajaran bahwa menikah sah secara agama dan negara, maka hak dan kewajiban akan tertata, terutama untuk anaknya. Tapi kalau nikah siri tidak tercatat di negara, kalau terjadi sesuatu yang dirugikan adalah perempuan dan anaknya,” kata Wali Kota Eri.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini berharap bahwa tahun 2024 adalah tahun terakhir penyelenggaraan isbat nikah. Di tahun mendatang, Wali Kota Eri ingin peserta nikah massal adalah pasangan baru yang tidak melakukan nikah siri dan ingin menikah, tetapi terhalang ekonomi untuk mengurus administrasi atau membuat acara resepsi.
“Harapannya tahun ini, kita menertibkan untuk isbat nikah. Tahun depan yang melakukan pernikahan seperti ini adalah orang yang ingin menikah (pasangan baru). Mereka yang ingin menikah tapi terhalang kebutuhan bisa menunggu tanggal mainnya Pemkot Surabaya,” ujarnya.
Peserta isbat nikah tahun 2024 didaftarkan melalui kelurahan masing-masing, hasil survei, atau pengajuan mandiri dari pasangan yang belum meresmikan pernikahannya secara negara.
Kepala Dispendukcapil Kota Surabaya, Eddy Christijanto, mengungkapkan adanya peningkatan peserta isbat nikah tahun 2024 dibandingkan 2023. Pada 2023, ada 225 pasangan pengantin, dan pada 2024 meningkat menjadi 330 pasangan pengantin.
“Pasangan yang ikut kebanyakan kurang mampu, kita apresiasi karena mereka bersedia untuk meresmikan pernikahan menurut agama dan negara. Isbat nikah sudah dilakukan mulai pukul 08.00 hingga 11.30 di Gedung Siola lantai 4, oleh hakim Pengadilan Agama (PA),” terang Eddy.
Setelah proses isbat nikah dan mendapatkan penetapan keputusan dari PA, pasangan resmi menjadi suami istri secara hukum agama dan negara. Kantor Urusan Agama (KUA) akan menindaklanjuti dengan penerbitan buku nikah.
“Lalu, Dispendukcapil akan mengurus administrasi kependudukannya. Mereka yang sudah punya anak akan mendapatkan akta kelahiran dan Kartu Keluarga (KK),” papar Eddy.
Eddy menambahkan, peserta isbat nikah tahun 2024 berusia paling tua 70 tahun dan istrinya 64 tahun. “Para peserta isbat nikah mendapatkan kado dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berupa peralatan rumah tangga,” tandasnya.
Salah satu peserta isbat nikah, Ayos Sudarmo (50) dan istrinya Yayuk Susilowati (39), mengungkapkan rasa senangnya karena setelah bertahun-tahun akhirnya bisa melegalkan pernikahannya secara agama dan negara.
“2001 nikah agama, baru dapat surat setelah isbat nikah tadi pagi. Hati lebih senang, karena dapat surat, jadi lebih plong. Sekarang sudah tidak sulit lagi untuk mengurus surat,” ujar warga Kenjeran ini. (rio/hdl)