Jakarta (www.pilar.id) – Sejatinya, bekerja di sebuah tempat yang tidak sejalan dengan harapan, bahkan passion, bukanlah sebuah mimpi buruk. Ketakutan dan prasangkalah yang menjadikan situasi ini jadi serba sulit.
Sejak kecil Anda bercita-cita jadi karyawan sebuah bank. Setiap pagi, Anda melibat ayah atau ibu berangkat dengan pakaian keren, tas bagus, dan mobil mewah. Alam bawah sadar berbisik riang, ya, inilah saya di masa depan.
Lalu Anda kuliah di sebuah perguruan tinggi dengan bidang keilmuan yang jauh dari dunia perbankan. Sialnya, begitu lulus, Anda bekerja jadi staf administrasi di perusahaan kecil. Bukan bank. Bukan perusahaan yang menjanjikan fasilitas seperti yang di terima ayah atau ibu.
Jika kondisi ini memburuk, pilihannya tinggal dua. Pertama, tinggalkan tempat kerja dan mencoba untuk mencari pekerjaan baru. Jika Anda merasa ini pilihan yang sulit cobalah melakukan hal-hal ini.
1. Akrabi Lingkungan Kerja
Ini nasihat orang bijak. Bahwa kita adalah teman-teman kita. Saat Anda tidak memiliki teman kerja, bisa jadi, Anda bukan siapa-siapa. Lingkungan tempat kita tinggal tak pernah menganggap kita benar-benar ada. Dalam kondisi demikian, jangan pernah berharap jika boss akan melirik. Saat ia mendengar rekomendasi manajer human resources departement, nama kita tak pernah disebut sebagai kandidat penerima promosi.
Nasib baik, seringnya melekat di mereka yang sungguh-sungguh ada. Jadi, kenali lingkungan kerja sekarang juga. Menjadi bagian dari tim yang solid, menikmati makan siang bersama, atau ikut tertawa lepas saat rekan kerja melempar joke.
2. Hidup tak Selamanya Linier
Mimpi banyak orang, cita-cita bisa diwujudkan jika kita setia di rel yang ada. Sekolah kedokteran agar jadi dokter. Sekolah teknik sipil agar jadi insinyur. Sekolah hukum agar jadi pengacara. Iya, logika yang tidak keliru. Tapi percayalah, di luar sana, banyak developer web yang memiliki latar belakang hukum bahkan jurnalistik. Ada juga manajer marketing di sebuah perusahaan berlatar belakang sekolah kedokteran.
Artinya, kita yang sekarang tak selamanya kita yang dulu. Tak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri. Tapi sebagai prinsip dasar, kita harus bergerak menjadi lebih baik dan terus menjadi lebih baik.
3. Saatnya Move on
Ada dialog menarik di film Jurassic Park, “Mereka yang hidup selalu mencari jalan keluar”. Ketika kegagalan jadi alasan wajar untuk berhenti bergerak, tak terbayang, berapa orang harus berdiam diri. Ayolah, kita terlalu berharga untuk ‘mati’ sia-sia. Di setiap film, drama, bahkan sinetron, selalu ada yang keluar jadi pemenang. Dan sejak kecil, kita tahu, itu bukan kita.
Terus bergerak adalah jalan terbaik. Memiliki rencana-rencana alternatif, melakukan upgrade skill, mencari peluang baru, itulah jalan terbaik. Mereka yang bertahan adalah yang mampu mengikuti perkembangan jaman. Menyesuaikan diri dengan irama hidup Sang Maha Berkehendak, berjalan, jatuh, bangkit dan berjalan lagi.
Menjadi yang terbaik adalah hak segala bangsa. Jika kegagalan tumbuh menjadi putus asa, orang-orang di luar sana tak akan pernah bersimpati. Mereka punya persoalan sendiri. Dan karena hidup bukan kontes derita, jangan pernah berpikir jika Anda adalah juara penderitaan. Ayo bangkit, melangkah maju. Itu saja. (hdl)