Surabaya (pilar.id) – Mendekati Sentra Kampung Tempe Tenggilis, Surabaya, aroma kedelai langsung terasa. Apalagi saat mulai masuk ke dalam Jalan Tenggilis Kauman, Gang Buntu 27 RT 04 RW 03.
Ya, inilah Kampung Tempe, kawasan produksi terbesar di Surabaya. Kampung ini sudah dikenal sebagai pusat produksi tempe sejak 1970-an. Sumber di kampung ini menyebut, dulu, total pengusaha tempe mencapai 200 orang lebih.
Namun sejalan dengan alih generasi, usaha ini tak lagi diteruskan anak-anak mereka. Perajin tempe yang mulanya berjumlah ratusan orang tersebut kini menyusut drastis dan hanya tersisa 5 orang.
Meski demikian, suplai tempe di pasar Surabaya masih cukup besar. Terbukti beberapa pembeli datang langsung untuk beli eceran maupun kulak atau belanja dalam jumlah besar.
Kini, selain memproduksi tempe biasa, warga Kampung Tempe juga membuat inovasi olahan dari tempe berupa keripik. Para perajin mampu menghabiskan kedelai secara bervariasi mulai dari 40 kilogram hingga 3 kuintal kedelai per hari.
Meski tak sebesar dulu, Kampung Tempe masih mampu memicu tumbuhnya perekonomian masyarakat setempat. (pat)