Surabaya (pilar.id) – Untuk melawan sifat introvert, sejak dini, ia bergabung dengan Cak Ning Surabaya Junior yang dikhusukan untuk siswa Sekolah Dasar (SD). Jalan ini langsung membawa Riski Nabila menjadi presenter di salah satu stasiun swasta di Surabaya.
Riski, nama panggilannya, bercerita jika saat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditawari casting oleh produser sebuah stasiun TV swasta di Surabaya. Ia merasa cocok, dan akhirnya ditempatkan menjadi presenter pada sebuah program yang fokus pada perkembangan tumbuh kembang anak.
“Dulu mulai, MC dan terjun di dunia entertain sejak SD kelas 5, juara 1 di Cak Ning Surabaya Junior, dan mulai jadi presenter ketika kelas satu SMP dan berhenti di kelas 1 SMA. Karena pandemi di Juni 2020, dan mau fokus dengan persiapan kuliah nanti,” ungkap Riski.
Tak hanya itu, ia juga menceritakan jika mengikuti Cak Ning Surabaya bertujuan agar kemampuannya untuk berbicara di depan umum bisa lebih terlatih. Saat itu, kata Riski, ia serius mengamati cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam kompetisi tersebut peserta juga diajak untuk berani berbicara sekaligus berpendapat
“Awalnya buat senang-senang, lama-lama bisa menghasilkan, alhamdullilah. Sekarang fokus pendidikan dulu dan semoga bisa berjalan dengan baik juga,” ujar siswa Kelas III di SMA Negeri 20 Surabaya ini.
Di mata kawan-kawannya, Riski dikenal sebagai siswi yang selalu energik. Selalu aktif berkegiatan di sekolah, mudah bergaul, dan rajin mengikuti berbagai kompetisi.
Tapi saat ini ia ingin fokus pada sekolah. Maklum, ia sedang menempuh seleksi double degree di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang bekerjasama dengan Melbourne University di Australia. Ia pun berencana mengikuti International Undergraduate di Unair.
“Jadi dalam program ini nanti mahasiswa yang terpilih dua tahun akan belajar di Unair dan di semester 5 sampai semester akhir akan melanjutkan di Melbourne University di Australia. Pulang ke Indonesia dapat dua gelar sekaligus, yaitu dokter dan bachelor sesuai jurusan yang diminati,” terang perempuan 17 tahun ini.
Ia pun menceritakan ketertarikannya pada bidang sains sudah ada sejak duduk di bangku dasar. Saat itu, ia sering mengikuti olimpiade Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan mendapat juara.
Hingga di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), ia berhasil menjadi juara dua di tim terbaik, kategori Best Practicum Veterinary Olympiad FKH Unair di tahun 2021.
“Suka IPA sejak SD dan sering ikut kompetisi atau olimpiade, dan terakhir jadi juara dua di practicum Veterinary Olympiad FKH Unair di tahun 2021. Ayah juga dokter, jadi sosoknya juga yang menginspirasi saya untuk jadi dokter,” ujar perempuan yang memiliki hobi diving ini.
Ke depan, Riski berniat untuk mempersiapkan bekal fisik dan mental untuk dua program. Seperti mempersiapkan nilai IELTS dengan skor yang mumpuni, dan dukungan dari orang tua baik secara finansial maupun restu.
“Kalau dari saya sendiri, saya orangnya mudah bergaul, jadi tidak terlalu takut, karena ini semua keinginan saya, tanpa ada paksaan dari siapapun, orang tua pun mendukung. Mudah-mudahan semua berjalan lancar,” harap Riski. (jel/hdl)