Jakarta (pilar.id) – Pemerintah Kota Madiun bersama dengan Kementerian Perhubungan RI menggelar Forum Group Discussion (FGD) terkait dengan Penyelenggaraan Layanan Angkutan Umum dengan Program Buy The Service (BTS) Menggunakan Angkutan Umum Berbasis Massal.
FGD tersebut, dilaksanakan di Hotel Aston Madiun pada Senin (31/10/2022). Dalam kesempatan tersebut, Kemenhub menilai bahwa Kota Madiun sudah layak untuk memiliki angkutan umum berbasis BTS.
“Seperti yang disampaikan Pak Wali Kota, potensi di Kota Madiun sudah ada. Tinggal bagaimana memberikan pelayanan. Kota Madiun sudah layak untuk adanya pelayanan BTS,” ujar Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan RI, Suharto.
Salah satu modal yang dimiliki Kota Madiun, menurut Suharto adalah mereka sudah memiliki angkutan umum yang cukup baik. Sehingga, hanya perlu di-upgrade layanannya dengan program BTS.
“Angkutan umum yang konvensional ini kan tidak digemari masyarakat. Melalui BTS ini, nanti kita desain sesuai dengan keinginan masyarakat. Harapannya, masyarakat mau berpindah ke moda transportasi massal ini, termasuk mereka yang naik sepeda motor,” kata dia.
Suharto menjelaskan untuk mewujudkannya tentu masih perlu dilakukan koordinasi lebih lanjut. Selain itu juga perlu dilakukan uji teknis. Mulai dari ruas jalan, lebar jalan, jumlah penduduk, hingga rute dan lain sebagainya.
Pihaknya menyebut BTS di Kota Madiun diprediksi menggunakan medium bus mengingat ruas jalan yang tidak terlalu lebar. Meski medium, bus nantinya tetap dibuat nyaman dengan didukung IT yang canggih.
“Nanti didiskusikan lebih detail dengan Dinas Perhubungan dan juga OPD lain. Harapannya tahun 2023 sudah jalan. Prinsipnya kami melihat kesiapan Kota Madiun akan adanya pelayanan BTS ini,” kata dia.
Sesuai informasi, skema BTS sendiri merupakan pembelian layanan angkutan massal perkotaan milik operator oleh pemerintah dengan mekanisme lelang berbasis standar pelayanan minimal atau quality licensing.
Adapun, program transportasi berskema BTS itu sudah dilaksanakan pemerintah melalui Kemenhub RI sejak 2020 di sejumlah kota yaitu Palembang, Surakarta, Denpasar, Yogyakarta, Medan, Bandung, Surabaya, Banjarmasin, Makassar dan Banyumas.
Wali Kota Madiun Maidi menyambut baik peluang pemberlakuan transportasi massal berbasis BTS di Kota Madiun. Menurut dia, layanan tersebut nantinya dapat dikolaborasikan dengan Bus Wisata Kota Madiun atau Madiun Bus On Tour (Mabour).
Program BTS memang dikenakan biaya namun murah. Harapannya, rute layanan BTS bisa lintas daerah sekitar.
“Jadi misalnya rute Magetan-Madiun, nanti sampai di Kota Madiun naik bus wisata, gratis. Pokoknya kalau di dalam kota tidak ada yang sulit,” katanya.
Wali Kota Maidi menambahkan BTS tersebut dinilai perlu dan dibutuhkan di Kota Madiun. Ia menegaskan siap menyiapkan anggaran untuk program tersebut jika harus membutuhkan anggaran dari pemerintah daerah.
“Informasinya tadi dibutuhkan anggaran sekitar Rp7 sampai Rp8 miliar. Kita siap. Penting itu jadi di Kota Madiun,” katanya. (jel/fat)