Jakarta (pilar.id) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat,pada Januari 2023 terjadi inflasi secara year on year (y-on-y) sebesar 5,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,98. Sedangkan, untuk tingkat inflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,34 persen dan secara year to date (y-to-d) Januari 2023, yakni 0,34 persen.
“Inflasi tahun ke tahun pada Januari 2023 terhadap Januari 2022 itu mencapai 5,28 persen (yoy),” kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Margo menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Misalnya, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 5,82 persen.
“Jadi kalau dilihat pergerakan waktunya inflasi di beras ini terjadi kenaikan dibandingkan Desember 2023 dan Januari 2022,” kata dia.
Kemudian, kelompok pakaian dan alas kaki mengalami inflasi sebesar 1,07 persen. Selanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi sebesar 3,62 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,28 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,04 persen, dan kelompok transportasi sebesar 13,91 persen.
Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami inflasi 2,87 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,80 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 4,46 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,15 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen.
BPS juga mencatat, inflasi tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 7,78 persen dengan IHK sebesar 119,97 dan terendah terjadi di Sorong sebesar 3,23 persen dengan IHK sebesar 112,02.
Namun, apabila dilihat berdasarkan kepulauan, inflasi tertinggi terjadi di Bukittinggi sebesar 7,17 persen dengan IHK sebesar 115,31 dan terendah terjadi di Tembilahan sebesar 3,95 persen dengan IHK sebesar 113,19 di Pulau Sumatra.
Sedangkan untuk wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota mengalami inflasi yang tertinggi terjadi di Bandung sebesar 7,37 persen dengan IHK sebesar 115,87 dan terendah terjadi di DKI Jakarta sebesar 3,83 persen dengan IHK sebesar 112,21.
Untuk wilayah di luar Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, dari 40 kota mengalami yang mengalami inflasi, tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 7,78 persen dengan IHK sebesar 119,97 dan terendah di Sorong sebesar 3,23 persen dengan IHK sebesar 112,02.
“Inflasi tahunan Januari memang relatif masih tinggi. Karena merupakan akumulasi perubahan harga selama setahun terakhir, termasuk saat inflasi pasca penyesuaian BBM,” kata Margo. (ach/hdl)