Jakarta (pilar.id) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, ketersediaan oksigen medis di rumah sakit (RS) rujukan covid-19 seluruh Indonesia merupakan hal yang sangat krusial. Hal ini untuk mengantisipasi kondisi kedaruratan dalam merawat pasien-pasien dengan gejala sedang dan berat.
Kondisi rumah sakit dengan stok oksigen kurang dari 12 jam sudah semakin menurun trennya, jika dibandingkan dengan kondisi saat puncak kasus di Juli-Agustus lalu.
“Pemerintah terus berupaya memastikan kecukupan kebutuhan oksigen medis dan obat-obatan dengan melibatkan semua pihak dari dalam dan luar negeri. Dengan adanya bantuan oksigen generator dan kompresor ini tentunya sangat membantu Pemerintah dalam meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan dan menangani pandemi covid-19 ini,” tutur Airlangga dalam acara serah terima bantuan oksigen generator dan kompresor dari KBRI Singapura dan Diaspora Indonesia di Singapura kepada RSUD Kabupaten Bekasi secara virtual, Jumat (17/12/2021).
Airlangga pun mengungkapkan apresiasi kepada rekan-rekan KBRI Singapura dan Diaspora Indonesia di Singapura atas kontribusi nyata mereka dalam penanganan covid-19 di Indonesia melalui penggalangan dana yang telah dilakukan.
“Melalui penggalangan dana tersebut, saat ini kita salurkan menjadi bantuan oksigen generator dan kompresor kepada 12 RS di 8 provinsi di Indonesia. Termasuk salah satunya untuk RSUD Kabupaten Bekasi,” ujarnya.
Terkait dengan program vaksinasi, dari total 208,3 juta sasaran vaksinasi, sampai dengan 15 Desember 2021 telah dilakukan vaksinasi dosis 1 sebanyak 71,12 persen dan Dosis 2 tercatat sebanyak 50,06 persen. Selain itu, untuk vaksinasi dosis 3 bagi tenaga kesehatan telah terlaksana sebanyak 85,91 persen.
Mulai 14 Desember 2021, pemerintah juga telah menambahkan sasaran vaksinasi untuk anak-anak usia 6-11 tahun setelah mendapatkan rekomendasi dari ITAGI, dan telah diterbitkannya EUA untuk anak dari BPOM dengan menggunakan vaksin Sinovac dan/atau CoronaVac/Covid-19 Biofarma.
“Untuk jenis vaksin lain masih akan terus dilakukan kajian keamanan bagi anak, sehingga kebutuhan akan vaksin sampai 2022 bisa terpenuhi dengan berbagai jenis vaksin,” pungkasnya. (her)