Jakarta (pilar.id) – Pertanian memang identik dengan kehidupan orang-orang desa dan perkampungan. Namun, bukan berarti mereka yang hidup di kota tidak bisa bertani dan mandiri pangan.
Hal ini dibuketikan oleh masyaratak RW 08 Kelurahan Cipinang, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Melalui urban farming atau pertanian perkotaan, warga berhasil membuat Sentra Sayur Bawah Kolong (Trasa Balong). Hasilnya, mereka bisa memanen sayuran kangkung hingga 20 kilogram.
“Alhamdulillah, untuk kesekian kalinya kita bersama warga dan PKK lakukan panen dari Urban Farming Trasa Balong ini. Hari ini 20 kilogram sayuran kangkung,” kata Lurah Cipinang, Watini di Jakarta, Rabu (23/2/2022).
Watini menambahkan bahwa seluruh hasil panen sayuran kangkung tersebut dibagikan kepada warga kurang mampu yang berada di sekitar Sentra Sayur Trasa Balong.
Watini pun berharap ke depannya agar seluruh warga juga ikut melakukan penanaman dengan memanfaatkan lahan perkarangan atau lahan tidur yang bisa dimanfaatkan sebagai penghijauan.
Menurut dia hasil panen dari pertanian kota mampu meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, terutama di masa pandemi COVID-19 saat ini.
“Seperti yang diarahkan Pak Gubernur dan Wali Kota Jakarta Timur manfaatkan perkarangan atau lahan tidur sebagai pemulihan ekonomi, salah satunya urban farming ini,” ujar Watini.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan berinovasi dalam pengembangan pertanian perkotaan melalui gagasan baru, yaitu penyediaan fasilitas dan pendampingan kepada masyarakat yang melibatkan kalangan akademisi, pemerintah pusat, swasta dan komunitas di Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencontohkan salah satunya seperti yang berada di Agro Edu Wisata (AEW) Cilangkap, Jakarta Timur, yang dikelola Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (DKPKP) DKI.
Di agro wisata dan edukasi seluas 19,5 hektare itu, pihaknya memberikan pelatihan budidaya melon bagi Kelompok Tani Kampung Bayam Madani dalam menghasilkan benih bermutu.
Selain itu, Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman DKPKP telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dan Fakultas Pertanian IPB.
“Ini salah satu contoh bagaimana kawasan AEW memiliki potensi untuk bisa menjadi sentral wisata sekaligus pembelajaran, baik untuk pengetahuan maupun untuk diaplikasikan,” kata Anies. (fat/antara)