Jakarta (pilar.id) – Dalam kurun waktu enam bulan, masyarakat RT 15/04 Kelurahan Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur berhasil mengubah lahan tidak produktif berupa tempat pembuangan sampah (TPS) ilegal menjadi mini food estate.
Pekerjaan penataan lahan kumuh ini dilakukan oleh masyarakat RT 15/04 secara swadaya bersama Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
Hasilnya, lahan seluas 200 meter persegi tersebut saat ini telah mejadi mini food estate. Kumpulan binatang melata yang selama ini menebar bau tak sedap pun telah hilang dan lahan tersebut jadi lebih hijau, asri, dan nyaman untuk dikunjungi maupun sekadar dipandang mata.
“Lahan ini di dalamnya menjadi tempat perbaikan gizi warga. Banyak sayur-mayur, buah-buahan dan ikan yang bisa dinikmati warga untuk perbaikan gizi secara gratis,” kata Ketuau RT 15/04, Yanuar Mahendra di Jakarta Timur, Kamis (9/2/2023).
Di lahan seluas 200 meter tersebut, kini banyak tanaman sayur mayur, tanaman obat keluarga (Toga), buah-buahan, hingga kolam gizi berisi ikan Nila, Emas, dan Lele.
Yanuar optimistis, penyediaan kolam dan taman gizi ini dapat memenuhi kebutuhan protein bagi warganya. Sehingga dapat mengantisipasi masalah stunting atau kurang gizi di wilayahnya.
“Kami berencana mengembangkan ternak ikan dengan media ember di setiap rumah warga,” ungkapnya.
Langkah pembuatan mini food estate ini, disebutkan oleh Yanuar sebagai langkah permulaan. Dimana, nantinya program ini juga akan dikembangkan melalui penanaman berbagai tanaman di rumah-rumah warga.
Yanuar pun menjelaskan bahwa saat ini mereka sedang berupaya untuk menanam cabai di mini food estate tersebut. Langkah ini dilakukan sebagai langkah menekan inflasi. Jika sudah berhasil di taman, akan dikembangkan di setiap rumah warga dengan media tanam pot, polibag atau lainnya.
“Saat ini kita juga sedang menanam timun suri di taman, untuk persiapan bulan puasa. Harapannya, saat Ramadan nanti sudah bisa dipanen dan dinikmati warga bersama,” tuturnya.
Penataan lahan kumuh ini tidak hanya disiapkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sekitar. Namun, juga dicanangkan sebagai ruang terbuka hijau yang bisa dikunjungi untuk refreshin.
Sebab, di lahan tersebut telah disediakan taman baca dan bale berukuran 2×2 meter persegi. Dimana, ada 500 jenis buku yang tersedia dan tertata di lemari buku berukuran 1,5×1,5 meter persegi di sana.
Buku-buku tersebut merupakan sumbangan dari masyarakat sekitar agar anak-anak maupun masyarakat sekitar bisa membaca dan bermain di bale.
“Anak-anak juga bisa betah berlama-lama karena banyak buku bacaan yang menarik,” tandasnya. (fat)