Surabaya (pilar.id) – Seperti diberitakan, sejumlah wilayah di Jawa Timur telah memasuki awal musim kemarau. Hal ini disebabkan kondisi monsun Australia yang dingin dan kering telah aktif. Sehingga angin yang bertiup melewati wilayah Jawa Timur cenderung dari arah Timur hingga Tenggara.
Info ini disampaikan dalam keterangan tertulis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda Jawa Timur, Minggu (7/5/2023).
Kondisi monsun Australia adalah pola cuaca yang terjadi di Australia Utara selama musim panas dan musim hujan. Pada musim panas, angin musim barat daya membawa udara panas dan kering ke Australia, yang menyebabkan suhu menjadi sangat tinggi dan potensi terjadinya kebakaran hutan meningkat.
Sebaliknya, pada musim hujan, angin musim barat daya berganti arah menjadi angin musim tenggara dan membawa udara lembab dari Samudra Pasifik dan Laut Timor, menyebabkan curah hujan yang tinggi dan banjir di beberapa wilayah Australia Utara.
Terkait kondisi cuaca yang ada, BMKG menjalaskan bahwa sebagian wilayah Jawa Timur yang lain terpantau dalam masa peralihan dari musim penghujan menuju musim kemarau.
“Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini di wilayah Jawa Timur menunjukkan adanya gangguan MJO dan Gelombang Ekuatorial Rossby,” tulis BMKG dalam laporannya.
Dari sumber yang berbeda diketahui, Gelombang Ekuatorial Rossby atau Rossby Equatorial Waves adalah gelombang atmosfer yang terbentuk di kawasan ekuator dan bergerak sejajar dengan garis lintang. Gelombang ini terbentuk di kawasan ekuator akibat dari perbedaan suhu permukaan laut di Pasifik Timur dan Barat.
Perbedaan suhu ini mengakibatkan angin di permukaan laut berubah arah dan memicu gelombang di atmosfer. Gelombang ini memiliki jarak tempuh yang sangat jauh dan dapat mempengaruhi cuaca dan iklim di banyak wilayah di dunia, termasuk Indonesia.
Gelombang Ekuatorial Rossby dapat mempengaruhi musim hujan dan kemarau di Indonesia, serta memicu terjadinya fenomena El Nino dan La Nina. Gelombang ini juga dapat mempengaruhi aktivitas pertanian, perikanan, dan transportasi di wilayah tropis dan subtropis.
Peningkatan Pertumbuhan Awan
Gangguan MJO dan Gelombang Ekuatorial Rossby menyebabkan masih adanya potensi peningkatan pertumbuhan awan Cumulonimbus di beberapa wilayah Jawa Timur sehingga masih berpotensi terjadi cuaca ekstrim seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang sesaat.
Beberapa wilayah di Jawa Timur yang perlu diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, genangan air, puting beliung, maupun hujan es, pada periode 7 hingga 13 Mei 2023.
Yaitu di wilayah Kabupaten Bangkalan, Kota Batu, Kota Blitar, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Sampang, Kota Surabaya, Kabupaten Tuban, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Banyuwangi.
Selain itu juga berpotensi terjadi di Kabupaten Blitar, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Magetan, Kabupaten Malang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Jember, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Kediri, dan Kabupaten Trenggalek.
Atas kondisi ini, pihak BMKG mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap dampak potensi bencana hidrometeorologi dengan terus memantau info harian yang disampaikan lewat web dan media sosial. (hdl)