Batu (pilar.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memimpin Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi untuk menghadapi musim hujan tahun 2023/2024. Acara ini berlangsung di Taman Rekreasi Selecta, Desa Tulungrejo Bumiaji, Kota Batu pada Selasa (7/11/2023).
Gubernur Khofifah menyelenggarakan apel ini dengan tujuan membangun kesadaran, mitigasi, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. Dalam apel ini, semua elemen terlibat, termasuk klaster sarana-prasarana, ekonomi, pendidikan-sosialisasi, dan kesekretariatan. Semua pihak diharapkan siap menghadapi musim hujan yang akan segera tiba.
Dalam amanatnya, Gubernur Khofifah menjelaskan pentingnya memastikan bahwa seluruh elemen terlibarugasifit dengan baik menjelang musim hujan. Ini termasuk personel, peralatan, serta ketersediaan komunikasi dan teknologi yang dibutuhkan.
Apel ini mencakup berbagai aspek mitigasi, termasuk persiapan personel, logistik, serta fungsi peralatan. Selain itu, apel ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman personel tentang rencana operasi dan menguji rencana kontinjensi dalam menghadapi bencana.
Gubernur Khofifah menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan. Ia meminta agar komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi terus dilakukan di antara seluruh stakeholder, termasuk pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat.
“Kesiapsiagaan kita harus terkomunikasikan dengan baik, dari rumah sakit, TNI-POLRI, diskominfo, serta seluruh jajaran yang terlibat dalam proses mitigasi,” tegasnya.
Gubernur Khofifah juga menyoroti prediksi BMKG tentang kemungkinan adanya fenomena La Nina pada Februari 2024. Hal ini menuntut upaya mitigasi yang lebih komprehensif. Ia berharap semua aspek dapat dikelola dengan baik untuk mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi.
Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa mitigasi dan kesiapsiagaan sangat penting karena sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur, terletak di sekitar Ring of Fire, yang rawan terhadap bencana alam. Oleh karena itu, kontrol dan pemetaan wilayah rawan bencana seperti banjir dan longsor perlu terus dilakukan.
Selain itu, sarana dan prasarana yang akan digunakan juga harus dalam kondisi baik dan berfungsi dengan baik. Hal ini termasuk pintu-pintu air dan perangkat lainnya yang diperlukan.
Gubernur Khofifah menegaskan bahwa upaya mitigasi dan kesiapsiagaan harus melibatkan berbagai sektor, termasuk pemerintah, sektor usaha, dan wisata. Semua sektor perlu bergerak bersama untuk memastikan kesiapsiagaan yang lebih komprehensif.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah mencanangkan Kota Batu sebagai tempat wisata yang aman dan tangguh bencana. Pencanangan ini ditandai dengan pemukulan kentongan secara bersama-sama.
Tak hanya itu, dalam simulasi penanggulangan bencana, semua pihak terlibat sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Simulasi ini melibatkan karyawan, peralatan, dan fasilitas yang ada di Taman Rekreasi Selecta Batu.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Pj. Walikota Batu, Forkopimda Kota Batu, serta pejabat dari berbagai instansi terkait. (ted)