Yogyakarta (pilar.id) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap bencana Hidrometeorologi. Bencana tersebut meliputi curah hujan ekstrem, angin kencang, puting beliung, banjir dan kekeringan.
Koordinator Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Kota Yogyakarta, Suyatman menyatakan menurut prediksi BMKG, puncak hujan akan berlangsung hingga di bulan Desember dan Januari mendatang.
“Untuk itu masyarakat dihimbau waspada dengan perubahan kondisi cuaca saat ini. Selain itu peka terhadap lingkungan, dan selalu memantau informasi cuaca baik itu dari website resmi BMKG ataupun BPBD Kota Yogyakarta,” ucap Suyatman, Sabtu (12/11/2022).
Suyatman berharap masyarakat dapat membantu dalam penanggulangan bencana dengan kesiapan dari pegiat kebencanaan dalam menghadapi potensi bencana yang ada di wilayah masing-masing. Selain itu, pihaknya menyebut bencana Hidrometeorologi merupakan cabang ilmu dari meteorologi yang mempelajari siklus air, curah hujan, iklim dan cuaca.
“Hampir semua bencana yang telah terjadi di Indonesia pada tahun 2022 adalah bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor. Mudah-mudahan adanya pencegahan yang disadari oleh masyarakat, semua yang terkait penanggulangan bencana di pusat dan daerah sudah siap segala sesuatunya baik dari segi personil, peralatan dan ketika tahap tanggap darurat, betul-betul bisa masuk ke sasaran,” katanya.
Menurutnya, wilayah Kota Yogyakarta saat ini masih relatif aman namun tetap dibutuhkan kewaspadaan jika terjadi bencana. Namun cuaca yang mudah tidak menentu membuat parameter sangat berubah-ubah.
“Untuk itu perlu antisipasi dimulai dari lingkungan sekitar seperti memastikan talang air selalu bersih lancar dan tidak terjadi kebocoran, periksa di setiap sisi rumah, dan memantau kondisi pohon, listrik dan reklame” tambahnya.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat mencari tahu potensi bencana di lingkungan sekitar, sehingga mempunyai kesiapan mental juga kesiapan alat.
Suyatman menyatakan, salah satu kegiatan untuk mencegah bencana di masyarakat yakni dengan mengikuti sosialisasi dan pelatihan dari Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang ada di daerah masing-masing.
“Saat ini Kota Yogyakarta memiliki 135 KTB dengan target awal 170 KTB. Jadi masih ada 35 KTB yang belum dikukuhkan, dan akan kami selesaikan selambat-lambatnya pada tahun 2025,” pungkasnya. (riz/hdl)