Surabaya (pilar.id) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya gencar mengoptimalkan upaya penanggulangan bencana hidrometeorologi dengan menyiapkan 7 Posko Terpadu dan 18 Pos Pantau. Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi di wilayah Jawa Timur.
Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan memberikan keyakinan bahwa pihaknya telah melakukan persiapan yang matang. “Kami mohon warga tidak perlu khawatir, karena ini memang terjadi setiap tahun. Kalau kita persiapkan dengan baik, maka akan menjadi hal yang tidak membahayakan,” ujar Agus Hebi Djuniantoro pada Senin (22/1/2024).
Dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, BPBD Surabaya mengoptimalkan 18 Pos Pantau dan 7 Posko Terpadu. Posko Terpadu ini akan diisi oleh petugas dari berbagai dinas dan perangkat daerah seperti Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, dan DPKP (Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan).
Menurut Hebi, berdasarkan data BNPB, potensi bencana hidrometeorologi di Jawa Timur dapat terjadi pada bulan Januari, Februari, dan Maret 2024, dengan puncak potensi bencana diperkirakan terjadi pada Februari 2024.
“Potensi bencana hidrometeorologi itu misalnya aliran air sungai menjadi kencang, angin puting beliung, pohon tumbang, cuaca ekstrem (hujan deras), dan sebagainya. Tapi ini sudah kita antisipasi,” jelasnya.
Meskipun demikian, BPBD tetap mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap dampak potensi bencana hidrometeorologi. Hebi memberikan beberapa himbauan, antara lain agar warga tidak mandi di sungai, terutama anak-anak, karena arus sungai yang terlihat tenang bisa sangat kencang di bawahnya.
Selain itu, orang tua diminta untuk mengawasi anak-anak dan mencegah mereka bermain di dekat aliran sungai. Pengendara motor dan mobil juga diminta untuk memastikan kendaraan dalam kondisi layak jalan, terutama saat hujan, serta diingatkan agar tidak berteduh di bawah pohon saat hujan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Kota Surabaya, Buyung Hidayat, menjelaskan lokasi 7 Posko Terpadu dan 18 Pos Pantau yang tersebar di Kota Surabaya. Keberadaan Posko Terpadu meliputi wilayah Utara, Selatan, Barat, Timur, Pusat, Dukuh Pakis, dan Kedung Cowek.
Sementara itu, 18 Pos Pantau tersebar di berbagai lokasi di seluruh wilayah Kota Surabaya, seperti Sedap Malam, Indrapura, Tugu Pahlawan, Genteng, Tidar, Bungkul, Kebun Binatang Surabaya (KBS), GOR Pancasila, Wiyung, hingga Mako Jemursari.
Dengan langkah antisipatif ini, BPBD Surabaya berharap dapat mengurangi risiko dan dampak yang mungkin terjadi akibat bencana hidrometeorologi di wilayahnya. (rio/hdl)