Jakarta (pilar.id) – Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, dalam sepekan terakhir (5-11 Desember 2022) terdapat 24 kejadian bencana. Menurutnya, bencana banjir paling mendominasi, namun frekuensinya jauh berkurang.
“Meskipun untuk korban terdampak, korban mengungsi masih belasan ribu,” kata Muhari, di Jakarta, Senin (12/12/2022).
Muhari menjelaskan, untuk kejadian banjir didominannya di Demak, Jawa Tengah dan Karawang, Jawa Barat. Namun, kali ini banjir di dua daerah tersebut bukan dikarenakan oleh intensitas hujan yang tinggi, serta ketidakmampuan lahan menyerap air.
“Tetapi Demak dan Karawang ini lebih banyak disebabkan oleh banjir dari laut. Jadi pengaruh dari mungkin pasang tinggi dan kondisi ekosistem pesisir yang kurang baik,” kata Muhari.
Menurut Muhari, hampir semua kejadian banjir di berbagai daerah sudah surut. Namun, untuk Demak perlu mendapat perhatian khusus. Karena ekosistem mangrove hilang, sehingga menghalangi penetrasi air laut ke darat.
“Banyak tambak yang hancur, sedangkan mangrove di belakangnya tidak cukup kuat menahan terjangan air,” kata dia.
Muhari menambahkan, banjir rob di pantai utara Jawa memang jadi pekerjaan rumah yang cukup panjang. Apalagi, rata-rata di jalur tersebut sudah beralih menjadi tambak. Untuk mengubahnya kembali menjadi lahan mangrove tidak mudah dan memakan waktu panjang.
“Dan hingga saat ini, meskipun cukup banyak keroyokan dari kementerian/lembaga, tetapi kita baru bisa melihatnya kampanye penanaman mangrove ini nanti 5 sampai 10 tahun ke depan,” kata dia. (ach/hdl)