Jakarta (pilar.id) – Satu warga dilaporkan hilang dalam bencana banjir yang melanda Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sejak Rabu, (20/9/2023) lalu. Informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (26/9/2023), sebanyak 32 Kepala Keluarga (KK) dari 3.052 KK yang terdampak banjir harus mengungsi ke tenda pengungsian maupun rumah kerabat setelah banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) mencapai antara 100-740 sentimeter yang merendam rumah mereka.
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat ada setidaknya 2.182 unit rumah yang terdampak di 29 desa dan 11 wilayah administrasi kecamatan. Juga termasuk dalam kerugian banjir ini adalah 51 unit fasilitas umum dan 54 hektare sawah.
Menurut laporan kronologis, banjir dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung cukup lama di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia pada Rabu (20/9/2023) pukul 08.00 WITA.
Untuk menangani darurat banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan telah bergerak ke lapangan untuk melakukan penilaian cepat, pencarian, pertolongan, dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. BPBD juga membantu mendirikan tenda di pos kecamatan yang terdampak, mendirikan dapur umum, mendistribusikan bantuan logistik dan peralatan, serta upaya lainnya.
Pemerintah Kabupaten Nunukan telah menetapkan status tanggap darurat bencana alam banjir selama 14 hari melalui Surat Keputusan Bupati Nunukan nomor 188.45/574/IZ/2023.
Hingga Minggu (24/9/2023) pukul 21.35 WIB, banjir masih mengalami pasang surut karena hujan di wilayah hulu, yang berada di Malaysia, masih terjadi. Wilayah yang terdampak banjir juga berdekatan dengan aliran sungai, sehingga air kiriman dari wilayah hulu mempengaruhi tinggi muka air.
Selain itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan masih akan berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Nunukan hingga tiga hari ke depan, atau Rabu (27/9/2023). Oleh karena itu, BNPB mengimbau kepada masyarakat di Nunukan, terutama yang terdampak banjir, untuk mengantisipasi potensi bencana susulan.
Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai diminta untuk memantau tinggi muka air secara berkala dan selalu memperbarui informasi cuaca di wilayah hulu. Jika hujan lebat berlangsung lebih dari satu jam, disarankan untuk melakukan evakuasi ke lokasi yang lebih aman. (hen/hdl)