Jakarta (pilar.id) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengonfirmasi adanya temuan Covid-19 varian Arcturus atau Omicron XBB.1.16 di Indonesia.
Varian ini merupakan salah satu dari 600 sub-varian Covid-19 Omicron yang pertama kali diidentifikasi pada Januari 2023, dan mulai dipantau oleh WHO sejak 22 Maret lalu.
Varian Arcturus memiliki satu mutasi tambahan pada spike protein yang dapat meningkatkan infeksivitas dan potensi peningkatan patogenisitas. Varian ini juga lebih kebal terhadap antibodi yang tertinggal di tubuh dari infeksi Covid-19 sebelumnya.
Temuan Covid-19 varian Arcturus di Indonesia terdiri dari dua kasus yang ditemukan pada 23 dan 27 Maret 2023. Satu kasus merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dan satu kasus lainnya adalah warga Jakarta.
Kedua pasien tidak mengalami gejala berat, namun salah satu pasien sempat dirawat karena mengalami batuk kencang dan radang paru (pneumonia).
Gejala lain yang dilaporkan dari varian Arcturus adalah mata merah dan peningkatan kotoran mata, namun hal ini tidak ditemukan pada kedua pasien di Indonesia.
Meskipun ada temuan Covid-19 varian Arcturus di Indonesia, Kemenkes menyatakan bahwa kasus positif Covid-19 di Indonesia masih didominasi oleh varian Omicron BA.4 yang juga cepat menyebar.
Oleh karena itu, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan mengikuti program vaksinasi Covid-19 yang sedang berlangsung. Vaksin Covid-19 yang ada saat ini masih ampuh untuk melawan varian Arcturus maupun varian lainnya. (usm/hdl)