Surabaya (pilar.id) – Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) sukses melaksanakan program pengabdian masyarakat (pengmas) dengan tema ‘Sosialisasi Langkah Cuci Tangan yang Benar Guna Mewujudkan Masyarakat Sehat’ pada Rabu (6/9/2023).
Kegiatan pengabdian masyarakat ini berlangsung di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mambaul Maarif, Denanyar, Jombang. Program ini merupakan bagian dari Skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2023 dan bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu kesehatan kepada masyarakat, khususnya terkait praktik cuci tangan yang benar guna meningkatkan kesehatan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
Dr. Yetti Hernaningsih, Ketua Departemen Patologi Klinik FK Unair, menjelaskan bahwa pengmas ini bertujuan untuk mengajarkan praktik cuci tangan yang benar kepada siswa-siswi MI Mambaul Maarif sebagai langkah awal dalam meningkatkan kesehatan mereka. Anak-anak dianggap sebagai harapan bangsa, dan upaya ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka kesakitan di kalangan mereka.
Lebih dari 120 siswa-siswi MI Mambaul Maarif menerima pembelajaran tentang cara cuci tangan yang benar dari pemateri, yaitu Diah Puspita Rini, seorang ahli patologi klinik. Mereka juga melakukan praktik cuci tangan secara langsung.
Selanjutnya, para siswa ini menjadi sampel uji di Laboratorium Patologi Klinik RSUD dr. Soetomo Surabaya. Hasil uji ini akan menjadi bahan untuk publikasi di jurnal terakreditasi nasional maupun internasional.
Dr. Yetti menekankan bahwa pengmas ini mendapat sambutan antusias dari pihak sekolah dan siswa-siswi yang turut serta. Anak-anak menunjukkan semangat yang besar dalam mengikuti kegiatan ini.
Salah satu guru pendamping MI Mambaul Maarif, Hafidlo Istiningrum, juga menekankan manfaat besar dari sosialisasi ini. Anak-anak seringkali lupa untuk mencuci tangan sebelum makan atau minum, dan program ini dianggap sangat berguna dalam mengingatkan mereka tentang pentingnya menjaga kebersihan tangan.
Dr. Yetti berharap bahwa baik Departemen Patologi Klinik FK Unair maupun MI Mambaul Maarif dapat memperoleh manfaat maksimal dari program ini. Ia juga berharap agar kegiatan pengmas semacam ini dapat terus berlanjut dan berkembang di masa depan, terutama dengan melibatkan mahasiswa PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) yang dapat menjadi agen perubahan dalam menyebarkan pengetahuan kesehatan. (ipl/ted)