Salatiga (pilar.id) – Ada hal menarik saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir dan berdialog dengan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, Jumat (26/8/2022) lalu.
Usai memberi materi ‘Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)’, ada mahasiswi baru asal Kabupaten Blora, Lira Siswara Nursanda, 18 tahun, bertanya pada Ganjar.
Katanya, “Kalau Bapak Ganjar ke depannya terpilih menjadi pemimpin yang lebih tinggi lagi, apa yang memotivasi bapak sehingga mempunyai keinginan menjadi pimpinan yang lebih tinggi?”
Pertanyaan ini sontak disambut gemuruh sorak tepuk tangan dari mahasiswa yang lain. Mendengar pertanyaan bernada politis ini, Ganjar pun enggan untuk menjawab.
“Yang bilang keinginan kan Pak Rektor. Kok malah bicara politik ini lho. Nggak, nggak mau jawab aku, pertanyaan yang lain,” kilahnya.
Tak mau menyerah dengan jawaban ini, Lira gigih menunggu jawaban. Hingga akhirnya Ganjar memberikan penjelasan terkait pertanyaan itu bahwa jabatan dan pangkat itu amanah. “Jabatan, pangkat, jangan dikejar-kejar. Itu amanah,” jelas Ganjar.
Ia pun mengatakan, menjadi pemimpin yang baik itu tidak dilihat dari keinginan tetapi dari konsistensi menjaga amanah dan melayani masyarakat.
Politisi PDI Perjuangan itu kemudian menceritakan bahwa sebelum menjadi Gubernur Jawa Tengah, ia lebih dulu menjadi anggota DPR RI. Setidaknya ia menjadi anggota DPR dua periode hingga akhirnya di tengah periode kedua ditunjuk untuk maju pemilihan Gubernur Jawa Tengah pada tahun 2013 silam.
“Saya itu dulu anggota DPR dua periode. Periode kedua belum selesai, saya diperintah. Saya tidak pernah minta jadi gubernur, berat. Kepada dua lawan politik dulu saya bilang, nggak usah jadi gubernur, saya saja. Lho kan ini berat,” selorohnya.
Ganjar kemudian menjelaskan menjadi pemimpin itu harus konsisten dalam melayani masyarakat. Hal itu sudah ia tunjukkan selama memimpin Jawa Tengah. “Saya konsisten lho sampai hari ini. Apa dan di mana ada yang melapor, saya ladeni sendiri,” tandasnya. (hdl)