Surabaya (pilar.id) – Beberapa waktu terakhir, sejumlah kota besar di Indonesia telah menghadapi penurunan kualitas udara yang mengkhawatirkan. Dampaknya, berbagai risiko kesehatan telah muncul, termasuk masalah pernapasan, iritasi, dan bahkan potensi peningkatan risiko serangan jantung. Di tengah situasi ini, bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi tantangan polusi udara?
Corie Indria Prasasti, SKM MKes, seorang dosen dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), menjelaskan bahwa baik pemerintah maupun masyarakat memiliki peran penting dalam memastikan lingkungan yang bebas dari polusi udara.
Menurut Corie, salah satu fondasi utama dalam menjaga kualitas udara adalah memilih jenis transportasi yang digunakan. Masyarakat perlu beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, sepeda, atau bahkan berjalan kaki. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas buang dari kendaraan pribadi.
Jika penggunaan kendaraan pribadi tidak dapat dihindari, Corie menyarankan agar masyarakat menjaga kondisi kendaraan tetap optimal. “Pastikan kendaraan dalam kondisi baik dan rutin diperiksa untuk memastikan emisi gas buangnya tetap rendah,” kata Corie.
Selanjutnya, masyarakat perlu mengurangi penggunaan produk berbahan kimia berbahaya, baik di rumah maupun industri. Penggunaan produk kimia berbahaya dapat memberikan kontribusi terhadap polusi udara.
Selain itu, Corie juga mengajak masyarakat untuk menghemat energi dan mendukung energi terbarukan. “Hematilah penggunaan peralatan listrik yang tidak digunakan dan pertimbangkan untuk menggunakan lampu hemat energi serta peralatan elektronik yang efisien. Dukung juga penggunaan energi terbarukan seperti matahari dan angin untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” tambahnya.
Menghindari pembakaran terbuka, seperti membakar sampah atau daun, juga penting untuk mengurangi polusi udara. Pembakaran terbuka dapat menghasilkan emisi berbahaya yang dapat merugikan kualitas udara.
Dalam penciptaan lingkungan yang sehat dan bebas polusi, kerjasama dari berbagai pihak menjadi kunci. Baik pemerintah maupun masyarakat memiliki peran penting dalam memastikan kualitas udara yang optimal.
Corie juga menegaskan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab dalam menangani masalah ini. Pemerintah perlu mengeluarkan regulasi terkait emisi polutan udara dan perlindungan lingkungan.
“Regulasi dan kebijakan yang ketat perlu diterapkan oleh pemerintah terkait emisi polutan udara dan perlindungan lingkungan. Ini mencakup peraturan untuk industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik, dan sektor lain yang berkontribusi terhadap polusi udara,” jelasnya.
Pemerintah juga perlu mengawasi dan menegakkan hukum terkait regulasi yang ada. Pengawasan efektif diperlukan untuk memastikan bahwa semua pihak patuh terhadap peraturan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, pemerintah dapat melakukan kampanye dan edukasi kepada publik tentang dampak polusi udara melalui berbagai media. Selain itu, kerjasama dengan negara lain untuk menukar informasi dan solusi penanganan polusi udara juga penting.
“Pemerintah dapat bekerja sama dengan negara-negara lain dalam menangani masalah polusi udara lintas batas. Ini melibatkan pertukaran informasi, pengetahuan, dan kolaborasi dalam mengembangkan solusi,” ungkap Corie.
Terakhir, Corie menambahkan bahwa pemerintah juga perlu menginvestasikan dalam infrastruktur yang ramah lingkungan. Investasi ini bisa mencakup transportasi umum, teknologi pengolahan limbah yang tepat, dan fasilitas lain yang dapat membantu mengurangi polusi udara. (ipl/hdl)