Pontianak (pilar.id) – Pemerintah daerah bersama seluruh pemangku kebijakan terus bersinergi mendorong pengembangan ekonomi, literasi, industri, dan akses jasa keuangan bagi masyarakat.
Salah satunya penyediaan akses keuangan dalam produk keuangan (kredit, tabungan, penjaminan, subsidi bunga, dan investasi mudah, murah, serta aman) juga dukungan implementasi.
Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menerangkan salah satu misi Bank Indonesia yakni mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan Bank Indonesia benar-benar mampu dan berdampak bagi daerah.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, saya mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap tahun, sehingga tidak ada lagi daerah di Kalbar yang tidak mengenal mata uang Rupiah dan transaksi di daerah pedalaman lancar dengan menggunakan mata uang Rupiah,” ungkapnya saat memberikan sambutan pada acara Pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat Tahun 2022 yang berlokasi di Mako Lantamal XII Pontianak, Senin (1/8/2022).
Hal tersebut diakui Wagub membuktikan bahwa Rupiah sudah berdaulat dan menjadi raja di negeri sendiri.
Iapun berbagi cerita 10 tahun yang lalu masih ada daerah di Kalimantan Barat yang menggunakan mata uang ringgit, seperti di Desa Angkrangin, Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak.
“Saya pernah pergi ke Desa Angkrangin, Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak. Disana masih menggunakan Ringgit sebagai alat pembayaran. Ini disebabkan lokasi desa yang dekat sekali dengan perbatasan Tebedu. Tapi, Alhamdulillah, sekarang mereka sudah menggunakan Rupiah dan hampir seluruh daerah yang terjauh, seperti Paloh dan Camar Bulan, Sambas, sudah menggunakan Rupiah. Ini semua berkat kerja sama Bank Indonesia dengan bank-bank lain, baik itu bank milik daerah maupun BUMN,” terang Ria Norsan dihadapan Komandan Lantamal XII Pontianak, Laksamana Pertama TNI Suharto Revisi Command Center Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Wahyu Yuwana, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Agus Husaini, dan jajaran Forkopimda Provinsi Kalimantan Barat.
Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Agus Chusaini mengungkapkan pelepasan kapal untuk melakukan ekspedisi Rupiah berdaulat di wilayah Kalimantan Barat merupakan salah satu Program Bank Indonesia bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut dalam mendistribusikan uang ke wilayah 3T, yaitu Terluar, Terdepan, dan Terpencil.
“Kita membutuhkan bantuan dari komponen lain untuk mendistribusikan uang, yakni TNI Angkatan Laut, dimana salah satu programnya adalah menarik uang yang lusuh di daerah terpencil, kemudian diganti dengan yang baru atau layak edar. Jumlah uang yang kita bawa ke pulau-pulau ini hampir mencapai Rp 3 Miliar,” terang Agus.
Ekspedisi Rupiah Berdaulat merupakan kegiatan tahunan yang terselenggara berkat kerja sama Bank Indonesia dengan TNI Angkatan Laut sejak tahun 2011 yang bertujuan memasyarakatkan atau mengelola agar kedaulatan Rupiah dapat dirasakan di seluruh wilayah Indonesia, terutama wilayah 3T.
Ekspedisi Rupiah Berdaulat yang berlangsung tanggal 1-7 Agustus 2022 tersebut menggunakan KRI Sembilang 850 dengan 30 personel TNI AL, 15 karyawan Bank Indonesia, serta beberapa orang dari Basarnas dan media massa, untuk berlayar ke Pulau Karimata (Desa Betok), Pulau Bawal, Pulau Maya (Tanjung Satai), Pulau Pelapis, dan Pulau Padang Tikar. (din)