Jakarta (www.pilar.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak hadir sebagai panelis dalam Kongres 8th UCLG ASPAC yang digelar secara virtual, dimana Kota Zhengzhou China menjadi tuan rumah, Kamis (9/9/2021).
Kongres UCLG ASPAC ini merupakan acara yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali yang mempertemukan aktor-aktor kunci pembangunan di negara-negara Asia Pasifik.
Mengangkat tema “From Steady Recovery to Sustained Prosperity in Post COVID Asia and the Pacific”, mantan Wakil Presiden UCLG ASPAC 2016-2018 ini menyampaikan paparan terkait kebijakan pembangunan dan perencanaan strategis dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Mendapatkan kesempatan berbicara setelah Walikota Hamamatsu, Suzuki Yasutomo, Emil menjelaskan perjalanan penanganan COVID-19 di Jawa Timur dengan berbagai tantangan yang ada.
“Pandemi COVID-19 dimulai pada Maret 2020, pada saat itu juga kegiatan masyarakat mulai dibatasi dari tempat ibadah, pusat perbelanjaan dan tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan,” ujar Emil.
Emil juga mengatakan bahwa Pemprov Jatim membangun sinergi dengan DPRD utamanya dalam merumuskan aturan penerapan protokol kesehatan, seperti kepatuhan jaga jarak, penggunaan masker di tempat umum dan mencuci tangan.
“Pemerintah juga menyiapkan dan memastikan kesediaan masker, fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan penunjang penanganan COVID-19 lainnya,” kata Emil.
Berselang beberapa bulan, Emil menyampaikan bahwa kasus aktif di Jawa Timur bersifat fluktuatif sehingga pemerintah mengambil kebijakan untuk membatasi kegiatan masyarakat serta mengantisipasi libur panjang hingga akhir tahun.
Emil pula menyebut penerapan kebijakan yang dilakukan telah memberikan dampak positif dalam melandaikan kasus serta diiringi dengan membuka secara perlahan aktivitas ekonomi.
Lanjutnya, Jawa Timur kembali dihadapkan dengan merebaknya varian Delta yang membuat pemerintah daerah harus dapat menjaga ritme dalam sektor kesehatan dan perekonomian.
Berbagai bantuan penyangga ekonomi seperti bantuan kepada 6 juta keluarga miskin, bantuan UMKM, kelompok rentan, telah diimplementasikan oleh Pemprov Jatim.
Dalam strategi pemulihan di era Normal Baru, Emil mengatakan ada tiga poin penting yang menjadi kata kunci, yakni mengontrol orang-orang secara masif dengan mengkombinasikan teknologi dan sosial berbasis online seperti adanya peluncuran aplikasi Peduli Lindungi.
Kemudian, pemulihan sektor bisnis dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan serta membantu membantu sektor-sektor usaha seperti UMKM untuk bertransformasi ke lanskap digital dengan memberdayakan talenta berbakat dalam program Millenial Job Center milik Pemprov Jatim.
Selaim itu, Emil memaparkan bagaimana MJC meraih dua hal sekaligus, yakni membangun daya saing sekitar 2 ribu UMKM di era digital dan membangun karir freelance profesional bagi ribuan talenta muda.