Surabaya (pilar.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengapresiasi peresmian 12 galeri investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jawa Timur. Peresmian tersebut juga melibatkan program literasi dan inklusi pasar modal, serta diluncurkannya platform investasi khusus untuk penyandang disabilitas.
Wagub Emil menyampaikan harapannya bahwa kehadiran galeri investasi BEI ini akan meningkatkan investasi dan pasar modal di Jawa Timur.
Menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IV Jawa Timur, provinsi ini termasuk yang memiliki tingkat investasi tertinggi di Indonesia, khususnya di Kota Surabaya, Kota Malang, dan Kabupaten Sidoarjo dengan persentase 41 persen.
Dari total 790 galeri BEI di seluruh Indonesia, 86 galeri berada di Jawa Timur, menjadikannya provinsi dengan jumlah galeri terbanyak.
Wagub Emil berharap bahwa kehadiran galeri BEI di Surabaya akan didukung oleh program literasi dan inklusi pasar modal, terutama bagi masyarakat penyandang disabilitas.
Literasi pasar modal penting untuk memahami investasi dan mencegah investasi bodong. Emil juga menekankan pentingnya waktu investasi yang jelas dan diversifikasi investasi agar masyarakat tidak mengalami kerugian besar jika investasi di satu instrumen mengalami masalah.
Emil menyebutkan bahwa tingkat literasi dan inklusi keuangan di Jawa Timur cukup baik, dengan persentase 55,32 persen untuk literasi dan 92,99 persen untuk inklusi keuangan pada tahun 2022.
Namun, dia menekankan perlunya upaya berkelanjutan dalam literasi keuangan melalui kerjasama dengan berbagai pihak terkait, termasuk perguruan tinggi dan komunitas-komunitas, termasuk komunitas disabilitas.
Wagub Emil juga meminta agar program literasi dan inklusi pasar modal ramah terhadap penyandang disabilitas diintegrasikan di galeri investasi. Dia juga menyoroti pentingnya pemahaman risiko investasi dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk memastikan investasi yang aman dan menguntungkan.
Dalam hal pertumbuhan pasar modal di Jawa Timur, kepemilikan saham dan transaksi saham terbilang stabil, meskipun pada akhir tahun 2022 terjadi kontraksi akibat sentimen negatif ketidakpastian ekonomi global. Emil juga mencatat bahwa jumlah emiten di pasar modal Jawa Timur mencapai 47 perusahaan pada akhir tahun 2022.
Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyambut baik kerjasama ini dan mengungkapkan bahwa ribuan orang yang tergabung dalam kelompok akan mendapatkan pemahaman literasi dan inklusi pasar modal melalui kerjasama ini.
BEI juga meluncurkan aplikasi pembelajaran pasar modal khusus untuk penyandang disabilitas. BEI berkomitmen untuk terus melakukan kegiatan literasi dan inklusi agar lebih banyak masyarakat dapat menikmati potensi pertumbuhan pasar modal di masa depan.
Dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan Bursa Efek Indonesia, diharapkan literasi dan inklusi pasar modal dapat meningkat, sehingga masyarakat Jawa Timur dapat memanfaatkan produk dan layanan keuangan dengan lebih baik, termasuk dalam hal investasi, tabungan, dan asuransi. (hdl)