Jakarta (pilar.id) – Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, mendesak, Pemerintah Indonesia untuk segera menetapkan kasus gagal ginjal akut pada anak sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Desakan ini buntut dari kematian anak yang terus bertambah karena penyakit tersebut.
Menurut Dicky, ini adalah masalah jiwa anak-anak bangsa. Saat ini, ia mengakui bahwa Indonesia alami kecolongan. Namun demikian, itu bukan berarti sebuah kegagalan. Masih belum terlambat untuk pemerintah mengantisipasi sebaran kasus gagal ginjal akut pada anak.
“Dengan menyatakan KLB, pemerintah bisa segera memperbaiki, kalau ada yang tidak teridentifikasi bisa fatal,” kata Dicky dalam keterangannya, Sabtu (22/10/2022).
Dicky menilai, penetapan KLB justru akan semakin memudahkan pemerintah dalam menangani kasus gagal ginjal akut. Jika mengikuti prosedur KLB, pemerintah diperbolehkan untuk membentuk satuan tugas (satgas) yang bisa mendapatkan data akurat terkait penyebab utamanya terjadinya lonjakan kasus gagal ginjal akut.
Langkah pemerintah menetapkan 14 rumah sakit yang dicover Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sudah benar. Akan tetapi, pelayanan kesehatan di daerah masih jauh dijangkau oleh masyarakat. Ujungnya, banyak anak yang meninggal di perjalanan menuju rimah sakit.
“Status KLB ini untuk membantu masyarakat di daerah,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan, kasus gagal ginjal akut yang diduga kuat akibat kandungan dalam obat sirop tersebut, sudah memenuhi syarat penetapan KLB sesuai Permenkes Nomor 1501 Tahun 2010 tentang KLB. Terlebih dalam tiga dekade terakhir belum ditemukannya kasus outbreak gagal ginjal akut.
“Enam dari delapan poin (penetapan KLB) terpenuhi. Pertama yang sangat mendasar dalam definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) insiden yang tidak biasa dan juga ada peningkatan yang signifikan secara epidemiolog dari sisi waktu dan fatality rate,” ujarnya. (her/hdl)