Mandalika (pilar.id) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menegaskan bahwa anak muda Indonesia telah membuktikan kemampuannya dalam menghasilkan inovasi yang bermanfaat.
Namun demikian, diperlukan upaya bersama agar inovasi-inovasi unggul tersebut dapat dikembangkan menjadi industrialisasi. Hal ini akan mengubah paradigma Indonesia yang selama ini terus-menerus menjual bahan mentah ke luar negeri.
“Inovasi yang dihasilkan oleh generasi muda Indonesia tidak diragukan lagi, telah banyak bermunculan. Namun, kekurangan yang kita hadapi adalah bagaimana kita mengubah inovasi tersebut menjadi industrialisasi,” ungkap Erick di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (9/7/2023).
Kita, lanjut dia, baru mulai memikirkan industrialisasi ini sekarang. “Akibatnya, kita terjebak menjadi negara yang hanya mengirimkan bahan baku,” sesal Erick.
Momentum penting ini terjadi setelah Erick menghadiri acara Shell Eco Marathon yang diselenggarakan di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika. Pada kesempatan tersebut, banyak inovasi yang menarik dan unggul telah diperkenalkan dan meraih juara.
Salah satu inovasi tersebut adalah temuan mobil hemat bahan bakar yang dapat melakukan perjalanan sejauh 1.800 kilometer dengan hanya menggunakan 1 liter bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, juga terdapat temuan lain seperti kendaraan listrik yang menjanjikan.
“Kami mendorong generasi muda untuk terus berinovasi, sehingga ketergantungan kita terhadap impor BBM dapat dikurangi di masa depan. Dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus meningkat dari 280 juta menjadi 330 juta, serta peningkatan daya beli karena pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, intervensi diperlukan. Salah satunya adalah melalui inovasi yang dilakukan oleh generasi muda Indonesia dan dunia, yang ingin memberikan kontribusi dengan temuan-temuan seperti mobil listrik,” ujarnya.
Erick menjelaskan bahwa kunci utamanya adalah bagaimana inovasi-inovasi tersebut dapat dikembangkan menjadi industrialisasi. Untuk itu, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terus berupaya membangun ekosistem yang mendukung industrialisasi.
“Kita telah membuat terobosan pada era Presiden Jokowi dengan berani mendorong hilirisasi Sumber Daya Alam. Meskipun banyak pihak dunia, seperti IMF dan Uni Eropa, tidak setuju, kita tetap melakukannya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa industrialisasi terjadi di Indonesia melalui inovasi yang dihasilkan oleh anak bangsa. Hal ini harus kita dorong ke depan. Dengan adanya industrialisasi, inovasi-inovasi tersebut dapat memberikan keuntungan bagi kita,” jelas Erick. (hdl)