Surabaya (pilar.id) – Berawal dari tugas kuliah film dokumenter oleh dosen dari Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif, Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya, lima mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi ini tergerak untuk mengangkat kisah kehidupan seorang pemuda tunarungu yang berasal dari Pasuruan.
Berdasar cerita Thomas Lesmono, Director dari film berjudul Life Of Silence ini. Jika ide awalnya, saat ia dengan ke empat teman seangkatannya ingin membuat film, yang tak hanya berhenti sebagai tugas, namun bisa berdampak untuk orang lain juga.
“Menurut kami, teman tuli isu cukup jarang untuk diangkat. Dikarenakan mereka berbaur dan sama seperti kita. Namun kita tidak menyadari bila mereka punya kekurangan. Hingga terkadang, kita maksa mereka berbicara atau mendengar, seperti peristiwa salah satu menteri kemarin,” jelasnya.
Film berdurasi 25 menit ini, merupakan film bergenre Dokumenter Biografi yang menceritakan kehidupan dan pengalaman seorang teman tuli bernama Maulana Aditya sebagai aktivis sebuah komunitas tuli bernama Akar Tuli yang berlokasi di Malang, serta menjadi mahasiswa di salah perguruan tinggi negeri, dalam berbaur dan menjalani kehidupannya
“Kami bekerja sama dengan Komunitas Akar Tuli di Malang. Menurut kami profile Aditya menarik, selain sebagai teman tuli sejak lahir, namun ia juga influencer di Instragram, pekerja dan mampu menyelesaikan studi strata satunya,” beber mahasiswa semester 5 ini.
Tak hanya itu, di film yang usai screening dan didatangi oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, pada Selasa (21/12/2021) di CGV Cinemas BG Junction ini, menyuguhkan konsep film yang membawa penonton bisa merasakan sebentar menjadi teman tuli
“Memang kita bikin konsep film dengan audio yang kadang bersuara, mendengung ataupun tidak bersuara. Tujuannya agar penonton dapat merasakannya secara langsung dan mendapat pengalaman, saat menonton film” papar Thomas.
Adapun produksinya memakan waktu sekitar 4 bulan, dimulai dari membuat skrip hingga syuting di beberapa tempat dan berhasil rampung pada bulan Desember ini.
” Syuting di akhir November, memakan waktu 3 minggu dan akhirnya usai di Desember ini. Kesulitannya harus beberapa kali keluar kota, ke Malang, Pasuruan dan Surabaya,” ceritanya.
Adanya film ini, Thomas dan kawan serta dosen pembimbing berharap agar film ini tak hanya sebagai tontonan, namun dapat meningkatkan empati dan kepedulian masyakarat dan pemerintah terhadap teman tuli.
Kedepan, Thomas menyampaikan jika film Life Of Silence ini akan dibawa ke beberapa festival film, baik nasional maupun internasional. Namun sebelumnya perlu disempurnakan kembali
” Di tahun depan, kita akan submit film ini ke event Sundays Festival, namun film ini masih perlu diperbaiki dan disempurnakan sesuai dengan saran dan kritik dari screening hari ini,” tutup Thomas (jel)