Surabaya (pilar.id) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani Eri Cahyadi meresmikan Rumah Maggot dan Eco Enzim di Jl. Kebonsari Sekolahan II No 2, Jambangan, Surabaya pada Senin (18/3/2024).
Pembangunan rumah baru ini, senilai Rp 394 juta, merupakan hasil kerjasama dengan Bank BRI melalui program BRI Peduli “Yok Kita GAS-Bank Sampah”.
Dalam acara peresmian, Wali Kota Eri mengucapkan terima kasih kepada BRI, khususnya BRI Cabang Surabaya Jemursari, atas bantuan Rumah Maggot dan Eco Enzim ini. Menurutnya, ini akan membantu menggerakkan ekonomi warga Kota Surabaya, terutama dengan adanya permintaan pasar sebesar 5 ton per hari.
“Meskipun saat ini kami hanya mampu menyediakan beberapa kilogram per hari, namun Rumah Maggot dan Eco Enzim ini akan terus kami kembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar sebesar 5 ton per hari,” ungkap Wali Kota Eri.
Rencananya, maggot yang saat ini ditempatkan di lantai akan dibangun tingkat. Selain itu, Wali Kota Eri juga meminta pembangunan gedung baru di sisi barat Rumah Maggot dan Eco Enzim. Gedung baru tersebut direncanakan akan memiliki 2-3 tingkat, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar sebesar 5 ton per hari.
“Dengan adanya satu area yang terdiri dari maggot, eco enzim, dan pertanian terpadu, saya harap hal ini bisa diresmikan pada bulan Mei atau Juni mendatang,” tambahnya.
Wali Kota Eri juga menjelaskan bahwa selain maggot yang dapat dijual, maggot juga dapat dijadikan pupuk kompos dan eco enzim. Eco enzim ini sendiri dapat digunakan sebagai pembersih udara, cuci piring, sabun, penjernih air, dan lain sebagainya.
“Kami akan menguji semua produk eco enzim ini di laboratorium. Jika berhasil dan sudah memenuhi standar laboratorium serta layak untuk digunakan, maka eco enzim ini akan kami terapkan di seluruh wilayah Surabaya,” tegasnya.
Dengan adanya rumah maggot ini, diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sehingga warga Surabaya diharapkan dapat lebih peduli terhadap sampah. Sampah, dengan berbagai inovasinya, dapat menghasilkan uang.
“Rumah Maggot dan Eco Enzim ini akan terus kami kembangkan, dan Kebonsari ini akan menjadi pionir untuk kami kembangkan lebih luas lagi di seluruh wilayah Surabaya,” pungkas Wali Kota Eri.
Wali Kota Eri juga menyampaikan terima kasih kepada BRI dan semua pihak yang telah membantu pembangunan rumah tersebut. Menurutnya, kolaborasi ini menjadi contoh bagaimana pola pembangunan yang berasal dari keinginan warga dapat didukung dan dikembangkan oleh pemerintah.
“Saya selalu ingin mengetahui potensi besar di kelurahan atau kecamatan di seluruh Surabaya. Jika sudah diketahui potensinya, maka tugas pemerintah kota adalah untuk mendukungnya, sehingga polanya bukanlah top down, tetapi benar-benar berasal dari keinginan warga yang kami dukung agar berkembang dan menjadi besar,” tuturnya.
Sementara itu, Pemimpin Cabang BRI Cabang Surabaya Jemursari, Fenny Amalo, menyatakan kebahagiannya karena bantuan dari BRI ternyata dapat diterima dengan antusias dan akan dikembangkan lagi. Meskipun untuk memenuhi permintaan pasar sebesar 50 ton per hari, Fenny memperkirakan masih diperlukan pengembangan sekitar 10-20 kali lipat dari bantuan yang sudah diberikan oleh BRI.
“Bantuan dari BRI Peduli ini merupakan stimulus bagi masyarakat Kelurahan Kebonsari. Antusiasme Pak Wali Kota yang akan mengembangkan program ini hingga memenuhi kebutuhan pasar 5 ton per hari adalah luar biasa,” ucap Fenny.
Fenny juga menjelaskan alasan pemilihan Kelurahan Kebonsari sebagai lokasi bantuan dari BRI Peduli. Semangat dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah organik di Kelurahan Kebonsari dinilai sangat luar biasa. “Karena semangat dan keterampilan inilah, BRI Peduli memilih Kelurahan Kebonsari sebagai penerima bantuan,” tambahnya. (rio/ted)