Kendal (pilar.id) – Ganjar Pranowo melanjutkan rangkaian safari politiknya ke Pondok Pesantren dan Rumah Kebudayaan Ndalem Wongsorogo Sidorejo, Brangsong, Kendal, pada Selasa (23/1/2024).
Capres nomor urut 3 tersebut diterima dengan hangat oleh pengasuh, Gus Paox Iben Mudhaffar, yang menyematkan surban putih kepada Ganjar. Kesambutan ini disambut antusias oleh warga sekitar yang berebut untuk bersalaman dan berfoto bersama.
Di tengah suasana pesantren yang dipenuhi seni budaya, Ganjar menikmati pertunjukan musik gamelan langsung, menyaksikan atraksi barongan, dan melihat beberapa karya seni lukis di rumah yang sudah berdiri sejak tahun 1925.
Gus Paox kemudian berdialog dengan Ganjar terkait kebudayaan dan pendidikan. Gus Paox menjelaskan bahwa setiap hari santri di pesantrennya melakukan khataman Al Quran secara bergantian, dengan niatan mendoakan Ganjar.
“Di sini tiap hari santri mengkhatamkan Al Quran, bergantian setiap harinya. Ini khusus kami peruntukkan untuk Pak Ganjar,” ungkap Gus Paox.
Ia menekankan bahwa pesantren yang dipimpinnya tidak hanya fokus pada pengajaran mengaji, tetapi juga memperhatikan seni dan budaya. Tujuannya adalah agar santri mampu mengasah daya spiritual mereka.
“Santri di sini belajar mengaji dan juga seni serta budaya. Semua ini dilakukan agar spiritualitas mereka terasah dengan baik,” jelas Gus Paox.
Gus Paox juga menyatakan bahwa Indonesia ke depan perlu mempertahankan kedaulatan kebudayaan, dan hal ini membutuhkan peran pemimpin seperti Ganjar Pranowo.
“Kami berharap Ganjar dapat memberikan perhatian kepada kebudayaan. Saya sudah sering bertemu Ganjar dan melihat semangat yang sama dalam hal ini,” tambahnya.
Sementara itu, Ganjar Pranowo menanggapi dengan mengapresiasi semangat Gus Paox dalam menjaga budaya Indonesia melalui pendidikan di pesantren.
“Santri diajari mengaji kitab, tafsir, dan juga kebudayaan serta kesenian. Saya rasa ini lengkap dan menjadi bagian menjaga budaya Indonesia,” ujar Ganjar.
Ganjar kemudian berkomitmen untuk membangun ketahanan kebudayaan ke depannya, dengan tujuan agar Indonesia memiliki karakter dan identitas yang kuat.
“Ini menjadi bagian dari strategi membangun ketahanan budaya agar kita memiliki karakter yang kuat,” tandas Ganjar. (rio/hdl)