Jakarta (pilar.id) – Bagi masyarakat Indonesia, membersihkan diri dengan air dan sabun adalah keharusan yang tumbuh subur turun temurun. Seiring waktu, saat tradisi ‘tanpa air’ berkembang, beberapa orang mulai terbiasa untuk membersihkan diri dengan tisu usai buang air.
Tumbuhnya gaya hidup baru ini muncul di kota-kota besar dan mulai jamak ditemui di pusat perbelanjaan, restoran, cafe, hotel berintang, dan tempat umum lainnya.
Sejumlah pakar mengingatkan, selain limbah masker, tisu juga jadi ancaman di saat pandemi Covid-19 lalu. Sehingga muncul anjuran, untuk penggunaan tisu, ada baiknya jika masyarakat menggunakan tisu secara wajar, misalnya dengan menggunakan tisu tidak lebih dari 30 sentimeter.
Hal ini dikarenakan penggunaan tisu yang tinggi bila tidak dibarengi dengan kesadaran akan membuang sampah dapat menjadi pencemaran bagi lingkungan.
Selain pencemaran sampah tisu, pencemaran yang diakibatkan tisu juga berasal dari pabrik pembuatan tisu, penebangan pohon, dan beberapa jenis tisu juga masih menggunakan campuran yang tidak bisa langsung melebur jika terkena air.
Adapun alternatif lainnya selain menggunakan tisu toilet ialah dengan menggunakan handuk kecil yang mudah dibawa. Dengan mengurangi penggunaan tisu toilet tidak lebih dari 30 centimeter, sebaiknya masyarakat juga perlu memperhatikan cara menggunakan tisu toilet dengan benar.
Berikut ini cara menggunakan tisu toilet yang perlu diperhatikan. Pertama, perhatikan arah membasuh tisu, sebaiknya bersihkan organ intim menggunakan tisu dengan membasuhnya dari arah depan ke belakang. Karena jika arahnya dari belakang ke depan, dapat memungkinkan pemindahan kotoran ke uretra.
Kedua, saat mengusap tisu ke area dubur, sebaiknya cukup dilakukan perlahan dan tidak perlu menggosoknya secara cepat dan ditekan. (ptr/hdl)