Jakarta (pilar.id) – Ketua Satuan Tugas Cacar Monyet dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Hanny Nilasari, mengatakan, IDI akan mengumumkan rekomendasi vaksin cacar monyet kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Jumat (2/9/2022).
Kata Hanny, saat ini divisi tata laksana IDI masih terus berkonsolidasi dan memfinalisasi hasil kajiannya.
“Mudah-mudahan di hari Jumat bisa ditampilkan update vaksin apa yang direkomendasikannya kepada Kemenkes,” kata Hanny dalam keterangannya, Selasa (30/8/2022).
Kendati demikian, Hanny menegaskan, vaksin untuk generasi pertama nantinya tidak diindikasikan, sehingga yang sekarang dalam kajian adalah vaksin cacar monyet generasi kedua dan ketiga.
Vaksin ini dapat mengakomodasi seluruh populasi yang kontak erat. Namun, vaksin cacar monyet sampai saat ini tidak diindikasikan untuk digunakan secara massal. “Jadi yang hanya untuk indikasi medis,” ujarnya.
Penyediaan vaksin perlu dilakukan oleh pemerintah sebagai bentuk kesiapan Indonesia, menindaklanjuti satu kasus cacar monyet yang terkonfirmasi.
Henny mengatakan, IDI menyarankan dua mekanisme pemberian vaksin cacar monyet. Pertama, pemberian kepada orang-orang yang terindikasi sudah terpapar cacar monyet.
Kedua, pemberian vaksinasi pada orang-orang yang sudah berkontak langsung dengan pasien cacar monyet, khususnya pada tenaga Kesehatan.
Sebelumnya, pada Sabtu (20/8/2022) pemerintah telah mengkonfirmasi satu kasus cacar monyet pada berusia 27 tahun di DKI Jakarta. Pasien pertama yang sudah terkonfirmasi cacar monyet tersebut sempat melakukan perjalanan ke luar negeri.
Henny mengatakan, pada pasien tersebut, timbul gejala berupa demam, pembesaran kelenjar limfe, dan ruam-ruam di area muka, telapak tangan, kaki, dan sekitar alat genital. Namun ia mengingatkan, gejala berupa lesi pada suspek-suspek cacar monyet di Indonesia tidak secara kuat mengindikasikan cacar monyet. Pasalnya, gejala yang ditemukan mirip dengan cacar air, atau infeksi kulit biasa akibat bakteri.
“Dari 23 kasus supek belum dilakukan penyisiran lesi itu betul-betul menyerupai lesi monkeypox yang klasik,” kata Henny.
Ia pun menganjurkan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan cacar monyet yakni dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan penerapan protokol kesehatan.
Kemudian, hindari kontak langsung dengan orang yang mengalami gejala serupa cacar monyet. Jika mengalami gejala serupa setelah melakukan perjalanan dari negara yang juga melaporkan kasus cacar monyet, segera periksakan diri. (her/fat)