Jakarta (pilar.id) – Munculnya beberapa kasus awal cacar monyet di Indonesia, membuat masyarakat mulai khawatir. Bahkan, menurut pernyataan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), banyak tuntutan dari masyarakat agar pemerintah segera menyediakan vaksin cacar monyet.
Permintaan tersebut pun mendapatkan tanggapan dari Ketua Satuan Tugas Cacar Monyet dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Hanny Nilasari. Ia menyampaikan rekomendasi lanjutan terkait mekanisme penyediaan vaksin cacar monyet di Indonesia.
Penyediaan vaksin perlu dilakukan oleh pemerintah sebagai bentuk kesiapan Indonesia, menindaklanjuti satu kasus cacar monyet yang terkonfirmasi.
“Saat ini rekomendasi lanjutan tengah digodok dan dikonsolidasikan di divisi tata laksana dari Satgas Monkeypox PB IDI, kemungkinan, rekomendasi ini akan selesai dalam waktu dekat,” kata Henny dalam konferensi pers yang disaksikan secara daring, Jumat (26/8/2022).
Kata Henny, IDI menyarankan dua mekanisme pemberian vaksin cacar monyet. Pertama, pemberian kepada orang-orang yang terindikasi sudah terpapar cacar monyet. Kedua, pemberian vaksinasi pada orang-orang yang sudah berkontak langsung dengan pasien cacar monyet, khususnya pada tenaga Kesehatan.
Dalam kesempatan itu, Henny juga memaparkan data terbaru kasus cacar monyet di Indonesia. Kini, terdapat 23 suspek pasien cacar monyet, 21 di antaranya sudah dikategorikan discarded.
Sebelumnya, pada Sabtu (20/8/2022) pemerintah telah mengkonfirmasi satu kasus cacar monyet pada berusia 27 tahun di DKI Jakarta. Pasien pertama yang sudah terkonfirmasi cacar monyet tersebut sempat melakukan perjalanan ke luar negeri.
Henny mengatakan, pada pasien tersebut, timbul gejala berupa demam, pembesaran kelenjar limfe, dan ruam-ruam di area muka, telapak tangan, kaki, dan sekitar alat genital. Namun ia mengingatkan, gejala berupa lesi pada suspek-suspek cacar monyet di Indonesia tidak secara kuat mengindikasikan cacar monyet. Pasalnya, gejala yang ditemukan mirip dengan cacar air, atau infeksi kulit biasa akibat bakteri.
“Dari 23 kasus supek belum dilakukan penyisiran lesi itu betul-betul menyerupai lesi monkeypox yang klasik,” kata Henny.
Ia pun menganjurkan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan cacar monyet yakni dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan penerapan protokol kesehatan.
Kemudian, hindari kontak langsung dengan orang yang mengalami gejala serupa cacar monyet. Jika mengalami gejala serupa setelah melakukan perjalanan dari negara yang juga melaporkan kasus cacar monyet, segera periksakan diri. (her/fat)