Jakarta (pilar.id) – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 cukup baik, dan di luar prediksi mereka. Namun, Indef mengingatkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2022 diprediksi turun menjadi 5,3 persen.
“Ini cukup moderat, lebih rendah dibanding kuartal III 5,7 persen,” kata Direktur Indef Tauhid Ahmad, di Jakarta, Selasa (8/11/2022).
Dengan demikian secara keseluruhan, Indef memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 secara keseluruhan sebesar 5,1 persen. Angka tersebut cukup optimistis, meskipun di bawah perkiraan pemerintah sebesar 5,2 persen.
Menurut Tauhid, ada tiga hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk mengatasi perlambatan ekonomi menjelang akhir tahun. Pertama, mempercepat belanja modal dan belanja barang yang hingga Oktober 2022 masing-masing baru mencapai 66,44 persen dan 66,83 persen.
“Perlu ada terobosan strategis memanfaatkan waktu yang sempit dengan memanfaatkan beragam momentum hingga akhir tahun 2022,” kata Tauhid.
Kedua, perlu melakukan penyesuaian secara moderat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dengan mengikuti perkembangan inflasi yang terjadi serta dinamika kondisi ekonomi global agar laju kredit ke sektor riil tetap meningkat. Tauhid sebelumnya menyampaikan, BI dapat melakukan penyesuaian suku bunga acuan satu kali lagi hingga akhir tahun di bawah 50 basis poin.
“Perlu melakukan moderasi BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) mengikuti perkembangan inflasi,” kata dia.
Terakhir, pemerintah juga perlu melakukan penguatan pasar domestik untuk berbagai produk-produk yang memiliki daya saing di pasar global. Selain itu, pemerintah juga diminta mempercepat industri substitusi impor di tengah menguatnya arus importasi beragam produk industri. (ach/din)