Jakarta (pilar.id) – PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) memciptakan efek ganda untuk perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia. Langkah itu dijalankan dengan tidak hanya memberikan kemudahan akses pendanaan namun juga pelatihan wirausaha agar UMKM segera bangkit dari hantaman pandemi Covid-19.
Salah satu UMKM binaan Jamkrindo adalah Chiva Leather yang berlokasi di Garut Jawa Barat. Pemilik Chiva Leather, Dikdik Sofyan mengatakan, sejak bergabung menjadi mitra binaan Jamkrindo, usahanya mengalami perkembangan cukup positif.
“Setelah menjadi mitra binaan itu, kita kan ada pameran, terus pelatihan juga. Jadi lumayan lah, banyak sisi positifnya,” kata Dikdik, kepada Pilar.id, di Jakarta, Senin (20/6/2022).
Chiva Leather, lanjut Dikdik, didirikan pada 2009 dengan fokus produksi jaket dan tas berbahan kulit binatang. Pada 2019, Chiva Leather baru mulai bergabung menjadi mitra Jamkrindo.
Saat itu, Dikdik mengajukan pinjaman senilai Rp50 juta di Jamkrindo Garut yang merupakan kantor cabang dari Bandung, Jawa Barat. Ia mengambil pinjaman dengan tenor 2 tahun dengan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Cuma Rp2,5 juta (bunganya) lah. Jadi emang ringan, itu kalau saya bilang bukan bunga karena memang ada pelatihan, terus pameran, biayanya dari Jamkrindo juga,” kata Dikdik.
Sejak bergabung menjadi mitra binaan Jamkrindo, Chiva Leather mampu menaikkan omset hingga 20-30 persen. Selain pemasaran langsung melalui pameran, Chiva Leather kerap mendapat pesanan souvenir dari Jamkrindo untuk menambah pemasukan.
“Ini ada buat bikin souvenir, dilemparlah ke Chiva Leather. Jadi lumayan pasti ada penambahan omset,” kata dia.
Sayangnya, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Dikdik mengaku sektor usaha berbahan dasar kulit kehilangan 80 persen penjualannya.
“Karena memang di Garut wisata masih kurang. Paling yang 20 persen, yang dari tamu-tamu lokal Garut,” kata Dikdik.
Dikdik juga bercerita saat pandemi sempat mengalami kesulitan pembayaran cicilan. Terlebih saat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berlangsung, semua toko harus tutup sehingga tidak ada pemasukan sama sekali.
Namun, ia menggunakan fasilitas relaksasi yang diberikan Jamkrindo sehingga sangat meringankan untuk biaya cicilan tiap bulannya. “Seharusnya sudah kelar, cuma karena efek pandemi masih kurang 9 kali lagi,” terangnya.
Produk Chiva Leather, lanjut Dikdik, dijual dengan harga kompetitif. Untuk tas laki-laki harganya mulai dari Rp250-800 ribu. Sedangkan untuk tas khusus perempuan mulai dari Rp200-900 ribu.
“Kalau jaket paling murah Rp900 ribu, kalau yang paling mahal, kualitas paling bagus Rp1,5 juta,” kata Dikdik.
Adapun omset bulanan sebelum pandemi, Chiva Leather mampu meraup penghasilan hingga lebih dari Rp100 juta. Namun, sejak pandemi pendapatannya tidak stabil. “Satu bulan bahkan Rp20-30 juta sebenarnya mah sekarang,” kata dia.
Di usianya yang ke-52, Dikdik berharap, ke depan Jamkrindo dapat lebih banyak membantu untuk UMKM-UMKM kecil. Karena, mereka terbentur pendanaan dan pemasaran.
“Buat Jamkrindo mudah-mudahan makin maju, makin sukses dan masih banyak UMKM-UMKM kecil makin membutuhkan bantuan BUMN, khususnya Jamkrindo,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad menilai, Jamkrindo memiliki peran ganda terutama untuk meningkatkan kelas UMKM. Namun, Jamkrindo perlu meningkatkan lagi aspek pembinaan tidak hanya soal financing saja, tetapi dari pemasaran dan meningkatkan kualitas produk sesuai keinginan market.
“Mereka bisa melakukan pembinaan dari sisi kelembagaan,” kata dia.
Untuk diketahui, Jamkrindo berhasil mencatatkan penjaminan KUR sebesar Rp51,44 triliun, pada kuartal I 2022. Nilai itu meningkat 72% dari tahun sebelumnya Rp29,88 triliun.
Selain itu, Jamkrindo telah menjamin kredit dari 1,2 juta UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Direktur Utama Jamkrindo Putrama Wahyu Setyawan menyampaikan, pihaknya akan terus mendukung target penyaluran KUR nasional.
Dukungan tersebut dilakukan melalui transformasi pengembangan sistem penjaminan, optimalisasi sumber daya manusia (SDM), peningkatan layanan serta memperkuat kolaborasi dengan mitra penyalur KUR. “Kami berharap dapat senantiasa memberikan pelayanan penjaminan dengan akses yang semakin mudah, sehingga pada akhirnya dapat mendukung target penyaluran KUR nasional,” katanya. (ach/beq)