Yogyakarta (pilar.id) – Sebagai Kota Pariwisata, Yogyakarta selalu mempunyai caranya tersendiri untuk menarik wisatawan. Salah satunya, dengan kehadiran sepasang bus pariwisata bernama Jogja Heritage Track (JHT) yang berkonsep panoramic view dengan desain kekinian.
Diluncurkan sejak Maret 2022 lalu, program yang diinisiasi Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY ini, mengajak wisatawan menyusuri tempat bersejarah di Yogyakarta, utamanya di kawasan sumbu filosofi. Saat ini, bus JHT memiliki lima rute dengan tujuan yang sangat beragam. Kira-kira persyaratannya untuk bisa menikmati layanan bus ini apa saja, ya? Simak penjelasannya!
Ketentuan peserta Jogja Heritage Track
Peserta berusia minimal 15 tahun atau lebih, apabila membawa peserta yang berusia dibawah ketentuan maka keberangkatan tidak dapat difasilitasi. Lalu, peserta bisa melakukan pendaftaran pada nomor yang telah tersedia, di samping itu peserta tidak bisa memilih tanggal, hari dan jam serta rute sebab admin akan membantu mengatur peserta berdasarkan jumlah rombongan dan kesediaan kuota.
Setelah kuota tersedia, admin akan menghubungi untuk melakukan konfirmasi dari reservasi yang telah peserta buat melalui link yang tersedia. Nantinya, dua armada bus JHT ini beroperasional setiap hari kecuali hari Minggu dimana mampu menampung maksimal 16 peserta yang terbagi dalam tiga jam keberangkatan yakni pukul 09.00 WIB, 11.00 WIB, dan 14.00 WIB.
Dan tentu saja, semua layanan ini tanpa dipungut biaya alias gratis! Penumpang hanya perlu bersabar menunggu kesedian kuota. Menariknya lagi, para peserta wajib menggunakan menggunakan batik, kemeja dan bersepatu. Oya, selama bulan Ramadhan 2023 jam keberangkatan tetap sama ya!
Lima rute di kawasan sumbu filosofi
Bus yang masing-masing berkapasitas delapan penumpang ini, terbagi dua jenis yakni Bus Kraton dan Bus Malioboro. Dalam setiap bus, terdapat Edukator yang akan menjelaskan secara detail masing-masing sejarah di kawasan sumbu filosofi.
Adapun rute terbagi menjadi lima tempat antara lain rute Sangkaning Dumadi setiap pukul 09.00 WIB, dimulai dari Meeting point-Panggung Krapyak-Plengkung Nirbaya-Meeting point rute ini akan menceritakan awal mula kehidupan manusia.
Kemudian, pukul 11.00 WIB rute Paraning Dumadi dari Meeting Point-Tugu Pal Putih-Kraton Yogyakarta-Meeting Point tentang perjalanan spiritual manusia dalam proses kembali ke Sang Pencipta.
Selanjutnya, pada pukul 14.00 WIB terbagi menjadi dua pilihan jalur yakni rute Legacy terkait sejarah Kraton dahulu pada era mataram islam hingga terbagi menjadi dua dimulai dari Meeting Point- Tugu Pal Putih – Kawasan Kotabaru -Gedung Agung – Kraton – Panggung Krapyak.
Serta, rute Colonial Heritage terkait penjajahan Belanda yang terjadi di Yogyakarta beserta sejarah peninggalan bangunan cagar budaya dari Meeting Point-Tugu Pal Putih-Stasiun Tugu-Malioboro-Titik Nol Kilometer-Bintaran-Meeting Point
Sementara rute Sangkaning Paraning Dumadi merupakan rute komplit yang menceritakan sumbu filosofi dari proses awal kelahiran manusia hingga kembali ke Sang Pencipta. Sumbu filosofi dimulai dari Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta, hingga Tugu Pal Putih. (riz/hdl)