Kapuas Hulu (pilar.id) – Pengembangan wisata yang ada di Kalimantan Barat terus dilakukan oleh pemerintah pusat hingga daerah yang bersinergi dengan stakeholder terkait terutama kawasan wisata yang menjadi potensi dalam peningkatan perekomian di 14 Kabupaten Kota.
Tak terkecuali dengan kawasan wisata Danau Sentarum yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu.
Danau Sentarum menjadi satu-satunya kawasan wisata air dengan jumlah flora dan fauna terbanyak yang berada di Selatan Kalbar dan merupakan kawasan terujung selain juga menjadi kawasan perbatasan antara Indonesia dengan dua negara yaitu Malaysia dan Brunai Darussalam.
Kawasan Danau Sentarum yang terkenal dengan Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) merupakan kawasan konservasi yang menjadi perhatian tidak saja oleh pemerintah daerah dan pusat tetapi juga menjadi kawasan yang sangat diperhatikan warga dunia akan habitat seluruh flora dan fauna yang ada di dalamnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media masa saat ini mengalami tranformasi yang cepat. Saat ini, jenis media massa semakin beragam, tidak hanya media cetak, radio, dan tv saja, namun juga media online baik berbentuk artikel maupun video.
Perubahan tersebut mengubah proses bisnis media massa dalam menghasilkan output berupa pemberitaan. Selain itu, digitalisasi juga membuat transmisi informasi menjadi sangat cepat dan cakupannya menjadi lebih luas. Hal tersebut memiliki potensi yang sangat baik dalam mendukung efektifitas kebijakan Bank Indonesia.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan peningkatan kapasitas wartawan di Kalimantan Barat dengan tema “Pemanfaatan Platform Digital dalam Mendukung Pengembangan Pariwisata sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru”
“Peningkatan kapasitas media massa di wilayah Kalimantan Barat bertujuan agar rekan-rekan media dapat membantu mempublikasikan potensi ekonomi dari sektor pariwisata ke depannya. Media masa merupakan stakeholders strategis karena perannya dalam dengan mendiseminasikan informasi kepada masyarakat secara cepat, tepat, dan luas,” jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Agus Chusaini.
Selain itu, kegiatan ini merupakan bentuk pengelolaan forum komunikasi yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan tugas Bank Indonesia serta meningkatkan pemahaman publik terhadap kebijakan Bank Indonesia, sehingga dapat menjadi jembatan komunikasi kebijakan Bank Indonesia yang baik.
Dalam perjalanan menuju kawasan Danau Sentarum, para Jurnalis yang mengikuti Capacity Building mengakui sangat senang bisa mengunjungi kawasan konservasi Danau Sentarum Bersama Bank Indonesia.
Bisa melihat bagaimana Danau Sentarum dan menjelajahi Danau yang menjadi kawasan Jantung Borneo itu dirasa menjadi sebuah karunia karena tidak semua bisa sanggup melewati perjalanan darat yang memakan waktu hampir 24 jam itu.
Beberapa jurnalis senior mengakui meski perjalanan darat sangat memerlukan waktu yang panjang, namun ketika tiba di Danau Sentarum mulai dengan perjalanan Kapal Klotok, sejauh mata memandang hanyalah bukit dan air danau yang sangat indah.
Nina Soraya dari Tribun Pontianak menjelaskan jika perjalanan dari Pontianak yang cukup melelahkan dan tiba di Lanjak kemudian bisa menikmati hutan dan bukit menjadi pengalaman langka yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya di kawasan wisata manapun.
“Dari Pontianak kita berangkat sekitar jam 3 sore kemudian sampai Kapuas Hulu pagi, dari Kapuas Hulu ke Lanjak tiga jam. Tiba di Pelabuhan kita menggunakan kapal wisata yang juga memerlukan waktu tiga jam untuk sampai ke Pulau Sepandan. Tapi sepanjang perjalanan rasanya Lelah terobati melihat pemandangan yang indah,” ungkapnya kepada pilar.id
Tiba di Sepandan, Nina Bersama belasan jurnalis lainnya lantas melakukan serangkaian kegiatan salah satunya menjajal sungai nan indah dan langsung melakukan aktifitas renang sepanjang sore.
“Segar ya airnya dan sensasi berenang di Danau Sentarum ini sungguh luar biasa. Air segar dan suasana asri Pulau Sepandan tak terbayarkan,” ungkap Barlian dari Inews Tv.
Dihari pertama Capacity Building, rombongan langsung mengeksplor Pulau Sepandan yang merupakan salah satu kawasan di Danau Sentarum dan menjadi daya Tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Di Pulau Sepandan, di pagi hari kita dapat melihat Burung Enggang makan di pohon tak jauh dari penginapan meski yang ingin melihat tidak dibolehkan mengeluarkan suara sedikitpun dan tidak mengambil gambar dengan lampu.
Sore harinya, disekitar steher tak jauh juga dari penginapan, wisatawan yang hadir dapat langsung berenang dan merasakan air Danau Sentarum yang segar sembari melihat pemandangan bukit serta ujung pohon yang tersebar disekitar Danau.
Salah satu cameramen Kompas Tv Syamsul Hardi bahkan menciptakan sebuah lagu berjudul ‘Danau Sentarum’ saking terpesonanya dengan Danau Sentarum.
“Pagi hari udara sangat bersih, sambal menikmati ciptaan Tuhan berdendang lantas nemu lagu yang juga indah didengar, dan teman-teman juga ikut menyanyikan. Danau Sentarum memang layak dikunjungi dan juga dilindungi,” ucapnya kepada pilar.id.
Dihari kedua Capacity Building, rombongan bergerak ke Pulau Tekenang, kawasan dimana terdapat puncak bukit yang dapat melihat seluruh kawasan yang ada di Danau Sentarum.
Dengan menggunakan tangga, meski hujan mengguyur kawasan Danau Sentarum, namun tak menghentikan langkah para jurnalis untuk tiba dipuncak Bukit Tekenang. Setibanya di puncak, Eliazer dari Harian Suara Pimred lantas menyatakan kekaguman akan Danau Sentarum yang selama ini hanya ia ketahui lewat pemberitaan saja.
“Sangat Indah meski sampai diatas memerlukan kesanggupan untuk menaiki anak tangga yang sangat melelahkan,” tuturnya.
Tak Kalah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Agus Chusaini ikut Bersama rombongan jurnalis dan bisa sampai di puncak bukit tersebut. “Sangat keren,” kata Agus sembari tersenyum.
Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Wilayah III Lanjak Balai Besar Tana Bentarum Gunawan Budi Hartono saat menjadi pembicara dalam Capacity Building yang dilaksanakan Bank Indonesia di Kabupaten Kapuas Hulu menegaskan jika TNDS dengan luasan kawasan mencapai 127.393,4 hektar itu berada di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat yang letaknya kurang lebih 700 km dari Pontianak.
“Secara administrasi kawasan ini meliputi 7 kecamatan yaitu Kecamatan Batang Lupar, Badau, Jongkong, Bunut Hilir, Suhaid Selimbau dan Semitau,” ungkapnya.
Berdasarkan data yang tercatat Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihung Danau Sentarum (TNBKDS) Kalbar, hingga saat ini terdapat 675 (spesies) yang tergolong dalam 97 suku (familia), khusus anggrek terdapat 154 jenis spesies. Dari jumlah tersebut 3 jenis merupakan jenis endemik dan 10 jenis merupakan jenis baru. Jenis tumbuhanyang ada antara lain Dichilanthe borneensis, Menungau, Putat, Kayu Tahun, Rengas, Kawi, Ramin, Ransa dan lainnya.
Di kawasan TNDS juga terdapat jenis tumbuhan yang sama dengan tumbuhan endemik di Amazon, dimana oleh masyarakat tumbuhan tersebut dikenal dengan nama Pungguk (Crateva religiosa).
Saat pemaparan, Gunawan juga menjelaskan untuk data ikan air tawar di TNDS tercatat sebanyak 265 jenis, mulai dari yang kecil sekitar 1 cm yaitu ikan Linut sampai ikan Tapah yang dapat mencapai ukuran lebih dari 200 cm. Jenis ikan untuk konsumsi seperti ikan Toman, Lais, Belida, Jelawat dan Patin terdapat juga di kawasan ini.
“Jenis ikan hias seperti ikan Ulang Uli dan ikan Siluk Merah Super. Selain kaya akan jumlah spesies, beberapa diantaranya merupakan jenis endemik dan langka, misalnya saja terdapat 13 jenis ikan yang tergolong dalam spesies baru (New spesies). Untuk ikan arwana merah super yang biasa disebut dengan Silok Merah yang ada diseluruh dunia, spesies asli memang dari Danau Sentarum,” terangnya pula.
Gunawan kembali menjelaskan jika TNDS memiliki 147 jenis mamalia dengan kekayaan jenis tersebut mencakup hampir dua pertiga atau 67 persen dari 222 jenis mamalia yang terdapat di Kalimantan. Sebagian besar jenis mamalia yang ada di kawasan ini merupakan jenis endemik, langka atau hampir punah seperti Bekantan, Kepuh, Orang Utan, Ungko Tangan Hitam, Kelempiau Kalimantan, Macan Dahan dan sebagainya (sekitar 23 jenis lainnya).
Di kawasan TNDS juga dijelaskan pengelola Resort di Pulau Sepandan itu terdapat 310 jenis burung dan termasuk jenis burung Bangau Hutan Rawa yang tergolong langka dan Beluk Ketupa, Bangau Tuntong dan 8 jenis Rangkong yang dilindungi secara internasional.
“Terkait jumlah jenis burung yang terdapat di kawasan ini juga dikategorikan kaya karena dari 1.519 jenis burung yang ada di Indonesia 20 persen diantaranya dapat ditemukan disini,” urainya.
Dikawasan TNDS, kembali dijelaskan Gunawan juga terdapat 31 jenis dari kelompok hewan melata atau Reptilia (Reptil). Delapan jenis diantaranya merupakan jenis dilindungi seperti Buaya Muara, Buaya Seyolong, Labi-labi, Ular, Biawak dan lain-lain, bahkan Buaya Katak atau Buaya Rabin yang di Asia telah dinyatakan punah sejak 150 tahun yang lalu diperkirakan masih ditemukan di kawasan ini.
Terhadap jumlah kunjungan wisata, diakui Gunawan dengan target dari Kementerian Pariwisata di Tahun 2020 dan 2021 cukup stagnan dan di Mei 2022 hingga November mencapai jumlah pengunjung mulai meningkat hingga 6.105 pengunjung yang dating dari negara Malaysia termasuk wisatawan lokal.
“Akibat pandemi di 2020 hingga 2021 pencapaian stagnan namun di 2022 sangat banyak sekali yang datang. Itupun sudah kami batasi mengingat pandemi masih ada dan kami wajib tetap waspada,” katanya lagi.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan seperti Festival Danau Sentarum yang juga menjadi daya Tarik wisatawan seperti di Danau Sentarum kemudian ada Bukit Vega dan tumbuh alami dominan anggrek hitam dengan berlimpah ruah dan ada pula pusat arwana, dijelaskan Gunawan menjadi kawasan yang memang dinanti para wisatawan yang sangat menyukai alam.
“Wisata Bukit Semujan di Dusun Batu Rawan, Wisata Rumah Batang Meliau dimana terdapat ikan Canay yang ada dua jenis merah dan kuning. Beberapa kawasan didominasi Dayak Iban dengan rumah Betang dan kebanyakan wisatawan yang datang dari Jepang. Termasuk Wisata Susur Danau dengan Kapal Bandong. Banyak wisatawan luar yang berminat,” paparnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat Agus Chusaini kembali menerangkan jika sesuai dengan kajian yang dilakukan BI yakin salah satu kawasan pariwisata dan beberapa kawasan yang telah diperbaiki yang dilakukan Disporapar Provinsi menjadi dampak yang baik bagi perkembangan perekonomian Kalbar.
Menurut Agus Chusaini, pemerintah bersama seluruh pihak terkait mempersiapkan seluruh potensi yang ada di 14 Kabupaten Kota untuk memperbaiki kawasan wisata dan usai pandemi ketika terbuka untuk para wisatawan sehingga masuk banyak orang yang dapat dilakukan beberapa acara maka terbukalah peluang peningkatan perekonomian tersebut.
“Mengcreate even pariwisata harus kreatif meski membutuhkan biaya namun mendatangkan keuntungan masyarakat dan memberdayakan warga. BI akan terus mensupport pengembangan pariwisata di Kalbar.
Bahkan selama ini Bank sentral Indonesia sendiri sudah koordinasi dengan Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Disporapar) Kalbar, baik provinsi maupun kabupaten kota. Kantor Perwakilan bank Indonesia Kalbar sangat mendukung pengembangan pariwisata, di antaranya di Pontianak, Mempawah, Bengkayang maupun di beberapa tempat lain di Kalbar,” tutur Agus Chusaini.
Dukungan Bank Indonesia ditegaskan kembali olehnya tentu tidak dapat maksimal jika tidak dilaksanakan dengan berbagai pihak termasuk para media yang ada di Kalbar.
“Prosesnya kita bantu ya yang bisa kita lakukan, harapan kunjungan kita bareng-bareng dengan media ke Danau Sentarum itu bisa mengeksplor informasi mengenai Danau Sentarum supaya bisa lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat Kalimantan Barat, kalau bisa keluar lingkup Indonesia maupun manca negera, dengan liputan media ini bisa mendorong wisatawan yang hadir di Kalimantan Barat,” tutupnya. (din)