Jakarta (pilar.id) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengakui, Indonesia masih kekurangan dokter spesialis. Karena itu, ia mendorong agar dokter spesialis diperbanyak di Tanah Air.
“Atau dokter yang punya subspesialis masih sangat kurang. Saya sudah bisikin tadi ke Pak Menkes, ini perlu diurus,” kata Jokowi, Senin (6/3/2023).
Menurut Jokowi, selain mempunyai fasilitas fisik yang bagus, dengan adanya jumlah dokter spesialis maupun subspesialis yang mencukupi dapat menciptakan pelayanan kesehatan yang semakin baik bagi masyarakat. “Alkes dan ruang fisik sudah banyak yang bagus, tapi juga banyak yang belum bagus. Itu yang harus diperbaiki,” kata dia.
Untuk itu, Jokowi meminta kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk menambah dan mempermudah pendidikan dokter spesialis. Menurut data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), per 6 Desember 2022 baru ada sekitar 54,1 ribu dokter spesialis di dalam negeri.
Di sisi lain, Jokowi juga mengungkapkan hampir 2 juta warga negara Indonesia (WNI) berobat ke luar negeri. WNI paling banyak berobat ke Malaysia, yang mencapai hingga 1 juta orang. Sedangkan, sebanyak 750.000 orang berobat ke Singapura, sisanya ke Jepang, Amerika, dan Jerman.
“Rp165 triliun devisa kita hilang gara-gara itu. Karena ada modal keluar, capital outflow,” kata Jokowi.
Menanggapi permintaan itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, pemerintah terus berupaya menghasilkan dokter spesialis lebih banyak lagi. Pihaknya juga akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
“Kami akan terus berkoordinasi dengan Kemendikbud Ristek untuk menyelesaikan kendala-kendala di lapangan,” kata Budi. (ach/din)