Jakarta (pilar.id) – Kasus meninggalnya dua suporter Bobotoh di laga Persib Bandung lawan Persebaya Surabaya tentu menjadi tragedi yang sangat disayangkan. Semua suporter sepakbola di Indonesia pun turut berduka cita atas kejadian tersebut.
Di sisi lain, tragedi kematian suporter akibat membludaknya penonton di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) menimbulkan berbagai macam kritikan. Terutama di sektor keamanan dan sistem ticketing.
Oleh karena itu, tragedi telah terjadi di kompetisi pramusim tersebut, akan jadi bahan evaluasi bagi PT Liga Indonesia Baru. Terutama menjelang perhelatan Liga 1 Indonesia 2022/2023 yang akan bergulir bulan Juli mendatang. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita.
“Kami memang mesti mengevaluasi penuh terutama soal keamanan,” ujar Akhmad Hadian kepada Antara di Jakarta, Senin (20/6/2022).
Menurut pria asal Jawa Barat yang juga Ketua Panitia Pelaksana Piala Presiden 2022 itu, pada Liga 1 2022-2023 nantinya setiap klub mesti menerapkan pengamanan berlapis di setiap pertandingan.
Selain itu, LIB juga berharap semua klub peserta memiliki kesamaan tentang teknis penjualan tiket, yang hanya tersedia dalam bentuk digital, ke publik.
LIB sendiri memiliki aplikasi atau perangkat lunak untuk pemesanan karcis Liga 1 2022-2023, tetapi dalam praktiknya, panitia pelaksana klub dapat bekerja sama dengan vendor lain.
“Nantinya klub bisa ‘join’ dengan vendor. Sementara untuk syarat penonton, minimal sudah menerima dua doksis vaksin, lebih bagus tiga (penguat-red),” tutur Akhmad Hadian.
Sebelumnya, dua orang suporter meninggal dunia di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, pada Jumat (17/6/2022), tepatnya pada laga Grup C Piala Presiden 2022 Persib melawan Persebaya.
PSSI sendiri sudah menyatakan bahwa mereka, melalui Komite Disiplin, akan menginvestigasi peristiwa maut tersebut. Kejadian itu juga menjadi perhatian dari pemerintah Indonesia.
PSSI mengungkapkan, berdasarkan laporan dari panitia, dua suporter itu meninggal karena terjatuh dan terinjak. (fat)