Jakarta (pilar.id) – PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) beberapa waktu lalu memutuskan Liga 1 Indonesia tanpa degradasi. Di sisi lain, PT LIB menghentikan jalannya Liga 2 dan Liga 3.
Keputusan Liga 1 Indonesia tanpa degradasi ini, mendapat kritikan keras dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Gibran bahkan menyarankan agar Irfan Bachdim salah satu pemain Persis Solo untuk berlatih lato-lato saja.
“Lha trus iki meh piye nek tanpa degradasi? Irfan bachdim kon latihan lato-lato wae po piye?” tulis Gibran melalui akun media sosial Twitternya, @gibran_tweet.
Bahkan, Gibran menyampaikan sindiran melalui cuitan selanjutnya. Ia menyampaikan biar dirinya saja yang bermain untuk Persis Solo saat pertandingan Liga 1 Indonesia.
Apalagi, menang dan kalah tak ada bedanya. Sebab, tidak ada degradasi meskipun berada di posisi terbawah klasemen tanpa pernah menang sekalipun.
Pernyataan itu ia sampaikan sembari me-mantion Kevin Nugroho dan Kaesang Pangarep. Keduanya merupakan pemilik dari sebagian saham Persis Solo.
“Aku tak dadi pemain Persis Solo wae. Wong yo menang/kalah ra ono bedane. Pemainmu kon leren kabeh wae,” tulis Gibran dalam cuitan di akun Twitter pribadinya.
Lebih lanjut, Gibran juga mengeluarkan unek-uneknya selama ikut mengurusi Persis Solo usai mengakuisisi klub sepakbola kebanggan warga Solo tersebut dari manajemen sebelumnya.
Menurutnya, apa yang telah ia lakukan bersama Persis Solo dalam kurun waktu beberapa tahun ke belakang seolah sia-sia.
Apalagi, Persis Solo merupakan salah satu tim yang berjuang dari bawah dan berhasil kembali promosi ke Liga 1 Indonesia pada musim 2022/2023 bersama dengan Rans Nusantara dan Dewa United.
“Angel-angel takeover Persis seko manajemen lama. Angel-angel promosi dari liga 2 ke liga 1. Diprotes suporter wes biasa. Gonta ganti pelatih yo wes biasa. Kabeh dilakukan demi klub sepakbola kebanggan warga Solo iki. Tapi nek saiki liga 2 di-stop trus liga 1 tanpa degradasi kuwi wagu jenenge,” keluh Gibran.
Terjemahannya sebagai berikut “Susah-susah takeover Persis dari manajemen lama. Susah-susah promosi dari Liga 2 ke Liga 1. Mendapat protes dari suporter sudah biasa. Gonta-ganti pelatih juga sudah biasa. Semua kami lakukan demi klub sepakbola kebanggan warga Solo. Tapi, kalau sekarang Liga 2 di-stop lalu Liga 1 tanpa degradasi itu tidak patut (aneh) namanya”. (fat)